BOLMUT, SULAWESION.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan petani harus pasang kuda-kuda atau bersiap sedia dalam menghadapi kemarau tahun 2024.
Pasalnya belajar dari pengalaman tahun lalu, dimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolmut mengalami penurunan pada tahun 2023.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut menyebut pertumbuhan ekonomi daerah yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo ini ada diangka 5,43 persen berbanding dengan tahun 2022 diangka 5,52 persen.
Pelambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 adanya fenomena El Nino yang akan menyebabkan kemarau panjang dan beberapa kategori lapangan usaha seperti pertanian khususnya tanaman pangan menurun.
Sementara itu jumlah penduduk miskin Bolmut pada tahun 2023 naik menjadi 6.550 yang sebelumnya tahun 2022 ada 6.010 jiwa.
Penyebabnya akibat kenaikan harga beras, bahan pokok lainnya (inflasi) sehingga masyarakat butuh usaha lebih untuk mencukupi kebutuhan, sedangkan pendapatannya tetap.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluh Dinas Pertanian Bolmut Syarifuddin mengatakan saat ini pemerintah pusat ada program Perluasan Areal Tanam (PAT) khusus padi sawah yaitu irigasi perpompaan. Program ini dari pusat Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan TNI.
“Bulan lalu tim dari provinsi dalam hal ini balai sungai sudah turun langsung mengidentifikasi lokasi yang layak untuk dibantu irigasi perpompaan,” katanya saat ditanya bagaimana langkah menghadapi dampak El Nino dan kemarau.
Sementara itu untuk mendapatkan program ini sangat selektif karena persyaratan teknis untuk mendapatkan program yaitu sebagai berikut.
Pertama bukan lahan irigasi tapi lahan tadah hujan, kedua luas areal 20 hektar, ketiga dekat sumber air, keempat IP 0-1.
“Kelima petani bersedia menerima bantuan. Dari persyaratan teknis di atas di Bolmut sulit mendapatkan lahan sesuai persyaratan,” ujar Syarifuddin.
Sehingga saran dinas pertanian mengusulkan kelompok tani yang mendekati persyaratan yang dimaksud.
“Nanti tim verifikasi yang menentukan sehingga diusulkan empat kelompok tani yang telah dikunjungi langsung kemarin oleh tim penanggungjawab PAT Sulut dari Kementan,”k tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara Muhammad Candra Buana menjelaskan prediksi kemarau secara umun jatuh di Juni sampai Agustus 2024.
“Saat ini terpantau hampir seluruh wilayah Sulut pada umumnya masih terjadi hujan hanya saja sifat hujannya secara umum bawah normal,” jelasnya.