BOLMUT, SULAWESION.COM – Ada yang berbeda pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) kelas IX tahun 2024 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kecamatan Bolangitang Barat, Senin (13/5/2024).
Untuk pertama kalinya sekolah yang terletak di Desa Ollot Dua ini menggelar UAS berbasis digital dengan menggunakan ponsel android.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 10 Bolmut Heni Lasama mengatakan pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia penanggung jawab pelaksanaan UAS.
“Semenjak sekolah ini berdiri dan beroperasi sejak tahun didirikan 2005 baru kali ini kami melaksanakan UAS dengan memanfaatkan platform digital yang berbasis android untuk menunjang terlaksananya ujian,” katanya.
Menurutnya, ia mengapresiasi seluruh siswa peserta ujian yang sangat antusias dalam mempersiapkan diri menghadapi UAS.
“Kedepannya semoga ini akan terus dilaksanakan bukannya hanya untuk kelas 9 saja namun ini juga harus diterapkan ke kelas 7 dan 8,” ujarnya.
Sementara itu Nazwa Gonibala siswa yang mengikuti UAS menambahkan pelaksanaan ujian akhir sekolah menggunakan teknologi dalam ujian bisa memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Secara umum itu dapat meningkatkan efisiensi, memberikan lebih banyak fleksibilitas dan memungkinkan untuk penilaian yang lebih adil,” tambahnya.
Hanya saja memunculkan masalah seperti gangguan teknis. Penting untuk mempertimbangkan dengan cermat semua aspeknya sebelum mengadopsi pendekatan tersebut secara luas.
“Saya berharap sistem pendidikan ini terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia yang terus berubah. Semoga sekolah ini menjadi tempat yang menginspirasi dan membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka,” jelasnya.
Rahmaini Umar menuturkan pelaksanaan ujian dengan menggunakan teknologi bisa memiliki banyak manfaat, seperti memungkinkan evaluasi yang lebih interaktif dan menyediakan aksesibilitas yang lebih baik bagi siswa dengan kebutuhan khusus.
“Namun perlu juga memperhatikan keamanan data dan potensi ketidaksetaraan akses teknologi di antara siswa,” tutur siswa kelas IX SMPN 10 Bolmut ini.
Harapannya agar kedepan pengunaan teknologi dalam ujian akan membawa perubahan positif dalam hal keadilan, akurasi dan keterlibatan siswa.
“Selain itu saya juga berharap teknologi yang digunakan dalam ujian lebih efektif dan lebih memperhatikan privasi siswa,” harapnya.
Siswa kelas IX lainnya menambahkan pelaksanaan berbasis teknologi adalah bisa mengikuti perkembangan zaman modern dan bisa memanfaatkan teknologi pada masa kini.
“Harapan saya untuk kedepannya semoga sekolah ini lebih maju,” tambah Namira Geisha Aliya Masuara.
Diketahui jumlah pelajar SMPN 10 Bolmut yang mengikuti UAS berjumlah 31. Dengan 11 pelajar yang tidak memiliki ponsel android dan difasilitasi dengan tab sekolah.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bolmut Fadly Usup mengatakan pelaksanaan ujian berbasis android dimaksudkan agar cepat dalam melakukan koreksi jawaban, sehingga dapat mengurangi segala bentuk kecurangan.
“Selain itu dapat menghemat pemakaian kertas (paperless). Kedepan pelaksanaan ujian atau penilaian diharapkan tetap menggunakan ujian berbasis android, selain pertimbangan kecepatan dalam mengoreksi jawaban,” katanya.
Di sisi lain pelaksanaan ujian berbasis android dapat membantu siswa membiasakan diri, misalnya ujian tulis masuk perguruan tinggi negeri sudah berbasis komputer.