Gempa Bumi Guncang Laut Talaud, Aktifitas Lempeng Filipina dan Eurasia

 

SULAWESION, TALAUD — Gempa bumi terjadi di wilayah perairan dekat Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (13/11/2025).

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut dengan mekanisme sesar naik akibat aktivitas subduksi antara Lempeng Filipina dan Lempeng Eurasia.

Kondisi morfologi di sekitar lokasi pusat gempa umumnya berupa dataran pantai dengan bagian tengah wilayah yang terdiri dari perbukitan bergelombang hingga terjal. Struktur geologi wilayah ini didominasi batuan sedimen, gunungapi, dan malihan berumur tersier, serta endapan kuarter dan material rombakan gunungapi muda. Faktor-faktor ini berpotensi memperkuat guncangan, terutama di wilayah dengan batuan yang telah mengalami pelapukan.

Berdasarkan karakteristik tanah, daerah tersebut tersusun atas tanah sedang (kelas D) pada bagian dataran, dan tanah keras (kelas C) di area perbukitan. Umur serta jenis batuan turut memengaruhi tingkat kekerasan permukaan tanah, di mana batuan muda dan lapuk memiliki daya tahan yang lebih rendah terhadap guncangan.

Hingga laporan ini disusun, belum ada informasi mengenai gempa dirasakan masyarakat maupun laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa. BMKG menegaskan, meskipun pusat gempa berada di laut, kejadian ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, karena tidak terjadi deformasi dasar laut yang signifikan.

Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Petugas BPBD setempat juga meminta warga agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait gempa maupun tsunami.

Pihak berwenang juga mengingatkan agar masyarakat melakukan pemeriksaan mandiri terhadap kondisi bangunan setelah gempa, serta memperhatikan rambu evakuasi di lingkungan masing-masing. Warga yang tinggal di sekitar tebing disarankan menjauh dari area rawan longsor, terutama saat hujan.

BMKG menambahkan, gempa kali ini diperkirakan tidak menimbulkan dampak lanjutan seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi, maupun longsoran. Pemerintah daerah pun diimbau memastikan bangunan publik dan permukiman di wilayah rawan gempa dibangun sesuai standar tahan gempa serta memiliki jalur evakuasi yang memadai.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa di kawasan perbatasan utara Sulawesi, yang merupakan salah satu wilayah aktif secara tektonik di Indonesia bagian timur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan