MAROS,SULAWESION.COM— Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros, Kamis (3/11/2022). Tema yang diangkat pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H kali ini yaitu “Refleksi Maulid Nabi dalam Merawat Kebhinekaan”.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros, Abd Hafid M Talla mengungkapkan, tema tersebut sejalan dengan program Kemenag dalam menyatukan keberagaman antar organisasi keagamaan.
“Jika dikaitkan dengan Surah Al Hujarat ayat 13, Allah SWT menegaskan jika suluruh umat manusia adalah satu keturunan. Mereka semua berasal dari nenek moyang yang sama yakni Adam dan Hawa, disini Allah sudah memerintahkan untuk merawat kebhinekaan,” ungkapnya.
Menurutnya, perayaan peringatan Maulid menjadi ajang merefleksikan nilai-nilai Maulid dalam kehidupan sehari-hari. Cukup melakukan yang terbaik, sebab agama adalah keyakinan sedangkan surga adalah hak prerogatif Allah Swt.
“Makanya saya membuka-buka nilai perjuangan Nabi, ternyata Nabi dalam bergerak tidak pernah melukai perasaan orang-orang non muslim. Tidak ada perbedaaan kasta. Semua umat manusia akan sama dan setara di sisi Allah SWT,” tuturnya
Secara gari besar Hafid menyimpulkan, dengan meneladani sikap Rasulullah kita bisa merawat kebhinekaan. Semakin luas hubungan kita sesama umat, semakin lebar jalan kita menuju surga.
Sepemaham dengan Hafid, Wakil Bupati Maros, Suhartina mengungkap, meskipun berat meneladani sikap-sikap Rasulullah, tetapi dengan menerapkannya selalu ada dampak positif yang akan diperoleh.
“Berbagai macam sikap, sifat, budaya, masyarakat di Kabupaten Maros menggambarkan kita harus berkolaborasi. Di Pemerintahan pun seperti itu, hal yang bisa memajukan Kabupaten Maros adalah kerjasama,” sebutnya.
Sebagai Wakil Bupati, pihaknya diberi kepercayaan untuk mengurus berbagai hal terkait keagamaan. Termasuk diantaranya beberapa kebijakan tentang Perda Pondok Pesantren.
“Bekerjasama dengan DPRD, bulan depan kita sudah mulai menggodok Perda tentang Pondok Pesantren. Ini mengingat Maros yang terkenal dengan banyak pondok pesantrennya. Awalnya kami menggiring untuk membuat Perbup saja, namun saat pembahasan awal sepertinya Perda akan lebih baik,” cetusnya.(*)