BITUNG, SULAWESION.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung, dr Pitter Lumingkewas tidak menampik Kota Bitung ranking 2 penderita penyakit HIV/AIDS di Sulawesi Utara.
Kota Bitung, katanya, lokasi paling rentan terjadi pertumbuhan kasus HIV/AIDS karena sebagai kota pelabuhan.
“Iya, memang betul Bitung peringkat 2 penderita penyakit HIV/AIDS. Kebanyakan terpapar dari luar daerah, apalagi Bitung merupakan kota pelabuhan,” kata Pitter saat memberikan tanggapan kepada Komisi I DPRD di Rapat Kerja dalam rangka Pembahasan Alokasi Anggaran Tahun 2026, Kamis (30/10/2025) kemarin.
Ia menyatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penderita penyakit HIV/AIDS di kota ‘Cakalang’.
Hanya saja, katanya, stigma dan diskriminasi yang masih tinggi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi hambatan signifikan.
“Hal ini menyebabkan banyak penderita takut untuk melakukan tes, mencari pengobatan, atau terbuka dengan status mereka, sehingga mempersulit upaya pencegahan dan penanganan,” jelasnya.
Anggota DPRD Kota Bitung Edwin Podo menyatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) jumlah penderita penyakit HIV/AIDS sebesar 1.001 kasus.

Angka itu, kata politisi Gerindra, dapat menjadi ‘bom waktu’ bila tidak segera ditangani dengan baik. Pemerintah dan masyarakat harus menjadikan persoalan ini sebagai catatan bersama.
“Ini penyakit menular. Masyarakat perlu mendapat edukasi tentang poin-poin penting yang harus diwaspadai terkait HIV/AIDS, seperti penggunaan jarum suntik dan perilaku berisiko lainnya,” katanya.
Edwin mendorong agar Dinas Kesehatan berani dan lebih agresif mengedukasi masyarakat. Misalnya melalui sosialisasi rutin di sekolah-sekolah, dengan begitu siswa-siswi dapat memahami bahaya dan risiko HIV/AIDS sejak awal.
Menurutnya, terdapat dua upaya pencegahan yang dilakukan. Pertama disektor hilir misalkan dengan meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dalam menangani pasien terinfeksi.
Kedua, disektor hulu, bisa dengan membangun sinergi lintas pemangku kepentingan, termasuk kolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana.
“Bagi penyandang HIV/AIDS, jangan minder. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, saling menjaga dan mendukung antar sesama,” ujarnya.







