Calo Tiket di Pelabuhan Bitung Menjamur, Begini Tanggapan PT Pelindo Regional 4 Bitung

Calo Tiket jadi atensi PT Pelindo (Persero) Regional 4 Bitung. (Fto/Yaser)

BITUNG, SULAWESION.COM – Calo tiket di Pelabuhan Bitung menjamur seiring tranformasi pembelian tiket dari manual ke digital. Masyarakat yang terbilang ‘gagap’ digital jadi sasaran empuk calo mendulang rezeki setiap pekan.

Teranyar, belasan calon penumpang KM Labobar dengan tujuan Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, Serui, dan Jayapura gagal berangkat. Belasan penumpang itu disinyalir jadi korban calo tiket, Sabtu (13/01/2024).

Dari pengakuan korban Michael warga Desa Poigar Kabupaten Bolmong menjelaskan, dia membeli tiket diatas harga normal yaitu Rp.600.000,.

Baca Juga: Kapal Pesiar Arcadia Sandar di Pelabuhan Samudera Bitung

“Padahal tiket normalnya Rp.439.500,. Karena saya tidak mempunyai tiket, terpaksa membeli lewat jasa oknum berinisial W di terminal Pelabuhan Samudera Bitung,” katanya.

Dari penelusuran, W disinyalir berperan sebagai pengatur siasat calo tiket. Ia kerap menggunakan jasa buruh untuk mencari penumpang yang tak mempunyai tiket.

W diduga adalah pegawai PT Pelindo (Persero) Regional 4 Bitung. Ia leluasa menggunakan peran itu karena bertugas di Terminal Pelabuhan Samudera Bitung.

Humas PT Pelindo (Persero) Regional 4 Bitung, Prawita Regina didampingi Manager Terminal dan Aneka Usaha, Amirullah menanggapi hal tersebut.

Menurut Prawita, pembelian tiket sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan Pelindo. Kendati begitu, katanya, dengan adanya informasi dari media ada oknum calo tiket di Pelindo bakal di dalami lembaganya secara serius.

“Kami tidak bersikap diam. Informasi dari teman-teman media akan ditindaklanjuti lebih mendalam lewat investigasi internal,” ucap Prawita saat ditemui di Ruangan Rapat PT Pelindo (Persero) Regional 4 Bitung, Senin (15/01/2024).

Manager Terminal dan Aneka Usaha PT Pelindo (Persero) Regional 4 Bitung Amirullah juga angkat bicara. Ia menegaskan, dengan adanya korban calo tiket bukan seutuhnya kelalaian institusinya.

“Sebetulnya ini bukan kelalaian kami juga secara lembaga institusi. Dengan adanya pemberitaan cukup mengganggu siklus organisasi PT Pelindo,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *