Lima calon legislatif yang punya kans di DPRD kota Bitung. (Fto/Yaser)
BITUNG, SULAWESION.COM – Pemilihan legislatif (Pileg) DPRD Kota Bitung berjalan melewati banyak fase dan tahapan. Arah meningkatkan kualitas demokrasi kerap diganggu pragmatisme politik.
Bicara tentang pileg memang kompleks. Apalagi di daerah pemilihan (Dapil) satu Maesa. Dari pemilu ke pemilu, dapil ini terkenal dengan biaya politik tinggi dan di sebut-sebut sebagai dapil ‘neraka’.
Maka jangan heran, proporsi caleg pengusaha atau swasta tak terlepas dari kebutuhan politik yang memerlukan biaya besar. Caleg yang masuk ke arena politik dalam kondisi tersebut tentu punya modal, yakni pengusaha.
Ditambah adanya pergeseran satu kursi di dapil Maesa. Hal itu memberikan warna baru dalam perhitungan pragmatis dan membuat pertarungan gagasan jadi kering.
Ditengah kondisi tersebut, Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Kota Bitung, Ikbal Lakue mendorong adanya gerakan bersama masyarakat sipil dan media massa dalam mengontrol proses pemilihan legislatif.
“Masyarakat harus solid awasi proses pemilihan legislatif. Tujuan nya agar proses demokrasi dapat berjalan dengan sehat tanpa ada pragmatisme politik,” jelasnya, Senin (11/12/2023).
Dia juga berharap, kepada caleg dalam tahapan kampanye berjalan ini agar tidak mengalihkan perbincangan publik dengan narasi kampanye yang dangkal dan miskin gagasan.
“Caleg harus lebih berani tampil agresif dan menyentuh persoalan yang lebih substantif. Terutama dalam sisi penganggaran dan pengawasan terhadap eksekutif,” tegas Arham.
Calon anggota DPRD Kota Bitung dari partai Golkar, Erauw Sondakh saat dikonfirmasi menolak menyebut dapil Maesa sebagai dapil neraka. “Neraka itu ada di dekat surga,” ujar Erauw, sambil tersenyum menunggu kuorum pembahasan Badan Musyawarah (Bamus) di Ruang Sarundajang Kantor Wali Kota Bitung.
Kendati begitu, dia juga tak menampik persaingan dapil Maesa lebih rumit dibandingkan 3 dapil lainnya. Menurutnya, itu tidak terlepas dari jumlah kursi yang sedikit.
Soal pragmatisme pemilih, Erauw mengaku sudah punya solusi menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
“Semua dapil punya persaingan. Tapi, memang di Maesa persaingan sangat ketat. Pragmatis pemilih tidak semua, masih ada juga pemilih yang idealis. Apalagi sebagai petahana, ruang kesempatan itu banyak,” tuturnya.
Selain Erauw, Hasan Suga juga ikut menanggapi terkait pemilih pragmatis. Biaya dapil perkotaan, kata Hasan, berbeda biaya politik dengan dapil lain.
“Tinggal dari kita saja membangun hubungan emosional seperti apa. Pada dasarnya, untuk menjadi anggota DPRD itu ada 3 hal, garis tangan, campur tangan orang lain dan Allah berkenan,” tukasnya.
5 calon anggota DPRD yang punya kans di Maesa :
- Ramlan Ifran (NasDem)
Ramlan Ifran atau biasa disapa Haji Olan figur paling komplet di dapil I (Maesa). Selain petahana, dia juga satu-satunya calon legislatif dari partai NasDem yang memiliki kelompok basis massa di dapil neraka. Sehingga, kecendrungan terpilih kembali masih terbuka luas bagi pengusaha ekspedisi itu.
- Masni Ishak (PDI Perjuangan)
Pasca Benno Oktovianus Mamentu bergeser ke Dapil IV, nama srikandi PDI Perjuangan, Masni Ishak dianggap punya peluang besar dibandingkan caleg lain. Dengan latar belakang akademisi, Masni selama ini lebih agresif menggalang kekuatan akar rumput.
- Erauw Sondakh (Golkar)
Berbekal petahana, Erauw Sondakh punya kans untuk kembali duduk di kursi gedung kerucut. Pengabdian di partai berlambang pohon beringin itu juga menjadi kekuatan tersendiri. Ia dianggap menjadi representasi murni kader Golkar.
- Marcel Tatuil (Gerindra)
2019 lalu Marcel Tatuil perna mencalonkan diri dari Partai NasDem. Kala itu dirinya berhasil meraup kurang lebih 900an suara. Pemilu 2024 mendatang, Marcel bakal kembali bertarung. Tapi dari partai berbeda yakni, Gerindra. Kehadirannya di Gerindra, membawa angin segar. Dia punya modal penting lewat jejaring keluarga besarnya di wilayah Kecamatan Maesa.
- Hasan Suga (PAN)
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bitung, Hasan Suga lebih unggul pengalaman dari komposisi di dapil Maesa. Modal politiknya tidak perlu diragukan lagi ketimbang ketimbang calon lain. Apalagi berstatus petahana, Hasan optimis jadi representasi calon dari partai berlambang matahari.