BITUNG, SULAWESION.COM – Pelatihan jurnalistik penting bagi para siswa karena dapat meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan, terutama dalam hal menulis.
Hal ini disampaikan Kepala SMA Swasta Kristen Tumou Tou Girian Maxi Awondatu SPd MPd saat membuka Pelatihan Jurnalistik Siswa, Kamis (17/11/2022), di pendopo sekolah tersebut.
“Sebagai sekolah penggerak maka pelatihan kali ini sangat penting untuk pengetahuan serta ketrampilan siswa dalam hal literasi menulis dan juga mengenali dan menangkal informasi hoaks,” ujar Maxi Awondatu didampingi Wakil Kepala Sekolah Chatrina Watuna SPd dan Femmy Kussoy SPd.
Puluhan peserta Pelatihan Jurnalistik ini terdiri dari siswa SMA Swasta Kristen Tumou Tou Girian yang tergabung dalam OSIS dan Agen Perubahan. Pelatihan Jurnalistik ini merupakan kerjasama pihak sekolah dengan Jurnalis Pendidikan Sulut (JPS).
Dia mengatakan pelatihan itu juga sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yakni yang terkait dengan kemampuan literasi serta penguatan Profil pelajar Pancasila.
“Ini penting bagi para siswa, juga terkait dengan kemampuan menulis,” ujarnya.
Maxi Awondatu mengatakan sekolahnya juga akan membuka website sekolah agar para siswa yang telah mengikuti pelatihan jurnalistik tersebut bisa memuat kegiatan mereka di website sekolah.
“Website ini akan menjadi sarana bagi para siswa untuk terus meningkatkan ketrampilan menulis,” ujarnya.
Pemateri pertama ialah Yoseph E Ikanubun yang merupakan Ahli Pers dari Dewan Pers membahas tentang Pers dan Jurnalistik.
Ikanubun menjelaskan secara detail terkait sejarah, pengertian dan fungsi pers, serta membahas tentang kerja wartawan dan beragam jenis media massa.
“Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Ini diatur dalam pasal 1 ayat 4 UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” ujar Pemimpin Redaksi DetikManado.com ini.
Ketua Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado ini memaparkan kegiatan jurnalistik itu meliputi apa yang disebut dengan enam M yakni mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi di media massa.
“Nah media massa ini terdiri dari media cetak, media elektronik, serta media siber,” ujar Ikanubun yang juga kontributor Liputan6.com wilayah Sulut ini.
Pada sesi kedua Ketua JPS Julkifli Madina membahas tentang Teknik Reportase dan Wawancara. Beliau mengulas tentang pengertian reportase dan wawancara, serta bagaimana mempersiapkan dan menjalankan reportase serta wawancara.
“Reportase dan wawancara ini penting karena menjadi bagian dari kerja-kerja jurnalistik,” ujar Madina.
Para siswa kemudian diberi kesempatan untuk melakukan simulasi singkat bagaimana teknik wawancara yang baik.
Ikanubun kembali tampil di sesi ketiga dengan membahas topik tentang Mengidentifikasi dan Menangkal Hoaks yang dimulai dengan pengertian hoaks, jenis-jenis hoaks, serta bagaimana cara menangkalnya.
“Hoaks adalah berita bohong. Ini banyak beredar atau disebar di media sosial,” ujarnya sambil menambahkan agar para siswa tidak mudah untuk menyebar informasi yang belum teruji kebenarannya.
Pada sesi terakhir tampil kembali Julkifli Madina dengan menyampaikan materi tentang Tekknik Menulis Berita. Kifli juga mengulas tentang pengertian, jenis, nilai, struktur, dan unsur berita.
“Unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H. Yakni what, who, where, when, why serta how. Ini harus ada dalam sebuah berita,” papar Kifli yang juga Pemimpin Redaksi Radio Golden Heart Manado ini.
Setelah semua materi rampung para peserta dibagi dalam delapan kelompok serta melakukan simulasi menulis berita pendek terkait kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut. Setelah itu para siswa mempresentasekan berita yang ditulis.
“Kami merasa bangga karena ternyata adik-adik siswa SMA Swasta Kristen Tumou Tou Girian ini ternyata memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan wawancara serta menulis berita,” ujar Madina.
Dalam sesi terakhir juga diumumkan tiga kelompok terbaik dan tujuh peserta terbaik dalam pelatihan jurnalistik siswa tersebut.
Maxi Awondatu kemudian menutup pelatihan itu dengan menyerahkan hadiah buku berjudul “Bayang-Bayang Degradasi” kepada para peserta terbaik.
Buku itu merupakan kumpulan karya jurnalistik yang ditulis oleh 13 anggota AJI Manado, termasuk Ikanubun dan Madina. (*)