Cegah Inflasi, Menjaga Pangan di Bolmut dengan ‘Marijo Ba Kobong’

Pj Bupati Sirajudin Lasena didampingi Ketua DPRD Bolmut Frangky Chendra dan Sekda Jusnan Mokoginta saat pencanangan gerakan Marijo Ba Kobong di area Rumah Sakit (RS) Pratama, Kamis 25 Januari 2024. (Foto: Rahmat Tegila/Prokopim Pemkab Bolmut)

BOLMUT, SULAWESION.COM – Sore itu cuaca mendung. Langit mulai gelap, tanda hujan akan turun dan melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kamis 25 Januari 2024, sekira pukul 15.48 Wita.

Tampak, orang-orang dari Dinas Pertanian Bolmut mulai menyiapkan beberapa tanaman di antaranya bibit cabe, tomat dan sayuran.

Bacaan Lainnya

Sore itu pula, Penjabat (Pj) Bupati Sirajudin Lasena didampingi Ketua DPRD Bolmut Frangky Chendra, Sekda Jusnan Mokoginta dan jajaran akan mencanangkan program ‘Marijo ba Kobong’ di Kecamatan Bintauna. Lokasinya tepat di area Rumah Sakit (RS) Pratama.

Kepala Dinas Pertanian Bolmut Sisca Nurcahyani Babay mengatakan sebanyak 30 bedengan telah disiapkan untuk ditanami cabe, tomat dan sayuran.

“Tanaman yang ditanam adalah tanaman yang masuk atau sering menjadi penyebab inflasi,” kata Nurcahyani.

Ia merinci, ada 400 bibit cabe, 300 bibit pohon tomat dan 150 bibit sayuran yang siap ditanam sore itu.

“Mari sama-sama menanam secara serentak,” ujar Sirajudin Lasena saat melakukan penanaman secara serentak.

Sirajudin menjelaskan program gerakan marijo ba kobong merupakan inovasi pemerintah daerah yang dilaporkan setiap tiga bulan ke Kemendagri RI.

Dengan gerakan ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menjaga komoditas pangan di Kabupaten Bolmut.

“Saya berharap gerakan ini dapat ditindaklanjuti oleh camat dan sangadi yang ada di Bolmut,” harap Lasena.

Program marijo ba kobong ini juga bagaimana melihat beberapa kasus bahan pokok yang mengalami naik turun harga. Ada beberapa komoditi yang tidak bisa diintervensi pemerintah daerah yaitu bawang merah. Sebab di Bolmut tidak ada.

Terkait harga cabe, beber Lasena, belum lama ini mengalami kenaikan. Penyebabnya stok di petani kurang, sehingga cabe menjadi langka dan berdampak pada kenaikan harga.

“Semoga dengan gerakan marijo ba kobong diharapkan bisa menjadi solusi dalam menjaga komoditas pangan di Bolmut,” bebernya berharap.

(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *