BOLMUT,SULAWESION.COM– Dalam dua tahun terakhir pasien penyakit jantung masih cukup tinggi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut dimana jantung masuk dalam tiga besar hasil diagnosa terbanyak pasien rawat jalan di RSUD Bolmut pada tahun 2023.
Pada tahun 2023 diagnosa pasien rawat jalan penyakit jantung mencapai 84. Kemudian pada tahun 2024 mencapai 76.
Sementara itu hasil diagnosa pasien rawat jalan di RSUD. Diurutan pertama ada hipertensi. Pada 2023 pasien hipertensi mencapai 831.
Kemudian tahun 2024 pasien hipertensi mencapai 1066. Diurutan kedua ada diabetes melitus tahun 2023 mencapai 351 dan di 2024 mencapai 360.
Jumlah pasien rawat jalan di tahun 2024 mengalami peningkatan. Dimana tahun 2023 mencapai 1326. Dan pada tahun 2024 menjadi 1756.
Cukup tingginya pasien dengan diagnosa penyakit jantung dalam dua tahun terakhir. Berbanding dengan tidak adanya keberadaan dokter spesialis jantung di RSUD Bolmut sesuai dengan data BPS Bolmut yang diambil dari RSUD Bolmut.
Masih sumber yang sama di RSUD Bolmut keberadaan dokter spesialis bahkan sangat minim. Di dua tahun terakhir RSUD Bolmut memiliki dokter spesialis penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, kebidanan dan kandungan, serta dokter gigi.
Sebelumnya, Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tetap menjamin pelayanan kesehatan kepada masyarakat disaat kekurangan dokter spesialis.
Kepala dinas kesehatan Bolmut Ali Dumbela mengatakan untuk saat ini semua puskesmas di Bolmut memiliki dokter.
“Semua puskesmas ada dokter. Tapi memang saat ini kami kekurangan dokter spesialis. Teruatama di rumah sakit,”ujarnya saat ditanya mengenai keberadaan dokter di Bolmut.
Sementara itu dilansir dari laman kemkes.go.id Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Siti Nadia Tarmizi mengatakan, data Riskesdas pada 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5 persen.
Dirinya menyebut empat perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
“Bisa dilihat penyakit jantung saat ini mulai banyak pada usia-usia muda. Kenapa terjadi pergeseran usia pada penyakit jantung? Karena adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat,”ujarnya pada momen hari jantung sedunia tahun lalu.
President of Indonesian Heart Association Radityo Prakoso menambahkan penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua, tetapi juga pada usia muda.
“Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda,” katanya.
Beberapa gejala yang mengarah pada penyakit jantung, yaitu rasa tidak nyaman di area dada (nyeri, sesak, tertekan, terbakar); mual dan muntah.
Selanjutnya keringat dingin; pusing atau pingsan; nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, tenggorokan, atau punggung; kaki bengkak; mudah lelah; berdebar-debar; detak jantung tidak teratur; serta batuk yang tidak kunjung sembuh dengan sputum berwarna pink muda atau putih berbusa.
Ia mejelaskan 80 persen penyakit jantung dapat dicegah melalui pencegahan primer, yaitu promosi kesehatan dan proteksi spesifik, seperti berhenti merokok, makan makanan sehat, rutin beraktivitas fisik, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, tidur yang cukup, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Sementara itu, pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dan tata laksana awal segera, seperti evaluasi tekanan darah, evaluasi kadar kolesterol, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah secara rutin atau berkala.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah merumuskan beberapa strategi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner dengan pendekatan PATUH dan CERDIK.
PATUH: Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter; Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur; Tetap diet dengan gizi seimbang; Upayakan aktivitas fisik dengan aman; Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
CERDIK: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.