Menjaga Warisan Gus Dur: Demokrasi, Intelektual, Kebudayaan, Toleransi

Gus Dur Memorial Lecture di Gedung Theater IAIN Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis 29 Agustus 2024. (Foto: Meikel Pontolondo/barta1.com)

MANADO, SULAWESION.COM – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado bersama GUSDURian menggelar Gus Dur Memorial Lecture.

Gus Dur Memorial Lecture membicarakan bagaimana tokoh itu mempunyai peranan penting soal hak asasi manusia yang diselenggarakan di Gedung Theater IAIN Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (29/8/2024).

Bacaan Lainnya

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Hj Alissa Qotrunnada Munuwaroh Wahid, melalui via daring menjelaskan Gus Dur Memorial Lecture adalah serial yang dimunculkan oleh jaringan GUSDURian untuk bekerjasama dengan civitas akademika diberbagai titik di Indonesia, sebagai upaya mengambil inspirasi dari perjalanan panjang sang kyai.

“Perlu kita ketahui bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang punya banyak dimensi, banyak rekam jejaknya. Beliau bukan hanya pemuka agama, bukan hanya pemimpin Islam terbesar di Indonesia, tetapi ia juga pejuang demokrasi dan persaudaraan lintas iman,” jelas putri pertama dari Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Gus Dur juga, kata Alissa, sangat kuat mendorong munculnya anak-anak muda yang kritis, pro aktif dan mengambil tempat dalam perjuangan bangsa Indonesia.

“Ini yang menjadi alasan kami untuk menginisiasi Gus Dur Memorial Lecture ini,” katanya.

“Kami mengingini Gus Dur sebagai sosok yang bisa kita ambil, bedah dan pelajari, terutama bagi anak-anak muda melalui forum di kampus yang bersifat akademis. Kami juga berharap melalui Gus Dur memorial lecture ini anak-anak muda kita, serta para dosennya menjadi lebih kritis, menjadi anak muda yang paham dengan apa yang terjadi di luar gedung-gedung kampus, apalagi dinamika yang terjadi di tengah masyarakat,” tuturnya.

Begitupun dengan Jay Akhmad, selaku Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian yang hadir langsung di IAIN Manado menambahkan, bahwa Gus Dur Memorial Lecture ini merupakan agenda yang pertama kali diselenggarakan.

” Untuk itu kami mau mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor IAIN Manado Prof Dr Ahmad Rajafi MHI beserta teman-teman dari GUSDURian Manado,” tambahnya.

“Apa yang dilakukan oleh jaringan GUSDURian saat ini, yaitu mengajak civitas akademika kampus untuk mengalih dan menyebarluaskan gagasan, nilai dan perjuangan Gus Dur. Ketika kita bicara soal Gus Dur, sejatinya kita tidak membesar-besarkan Gus Dur, tapi kita mencoba manfaatkan Gus Dur atas segala warisannya, seperti pemikirannya dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang,” sambungnya.

Jay menuturkan bahwa agenda ini juga tujuannya untuk mengambil inspirasi dari Gus Dur, apa yang dia lakukan itu dilanjutkan tentunya yang baik-baik.

“Bagi kawan-kawan generasi muda, mungkin mengenal Gus Dur itu hanya sekadar presiden, tapi Gus Dur bukan sekadar presiden, melainkan Gus Dur dikenal sebagai tokoh agama dan intelektual,” tuturnya.

“Hari ini kita bicara Gus Dur dan hak asasi manusia, mungkin di kampus lain kita bicara Gus Dur dan kebudayaan, atau Gus Dur dengan toleransi beragama, belum lagi Gus Dur dan ekonomi. Artinya, banyak sekali gagasan dari Gus Dur. Karena itulah ia dikenal sebagai multidimensi, semua hal yang ia pelajari. Ia tokoh politik dan juga seorang aktivis, jika ada adik-adik mahasiswa bagian dari aktivis yang hadir pada saat ini, saya kira sudah bagian dari peran Gus Dur,” tuturnya lagi.

Mengakhiri speech-nya, Jay menegaskaan bahwa pemerintah saat ini perlu diawasi dan dikawal. Seperti apa yang selalu dikatakan oleh Gaffar, bahwa siapapun pemerintahnya harus tetap diawasi.

Kenapa seperti itu, karena dalam demokrasi seperti itu, dan rakyat adalah pemilik kedaulatan negara. Bukan penguasa atau pemerintah.

“Jika dinilai ada yang tidak benar, berarti rakyat perlu terus mengawal pemerintahan ini,” tegasnya.

Kemudian, agendanya dilanjutkan dengan keynote speech oleh Rektor IAIN Manado Prof Dr Ahmad Rajafi MHI, sekaligus ditutup Dr Abdul Gaffar Karim MA selaku peneliti Gus Dur, senior Advisor Jaringan GUSDURian.

Terpantau juga, yang mengikuti agenda Gus Dur Memorial Lecture ini mencapai ratusan peserta, yang terdiri dari mahasiswa IAIN Manado dan para undangan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *