MAROS,SULAWESION.COM – Dalam upaya mendukung program pengelolaan lingkungan dan mengatasi permasalahan sampah organik, Dandim 1422 Maros, Letkol Arm Nikolas Sirilus, bersama dua Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Maros melakukan kunjungan ke Desa Baji Mangai, Kecamatan Mandai. Kunjungan tersebut bertujuan meninjau pemanfaatan sisa makanan dari dapur SPPG sebagai pakan bagi peternak bebek dan budidaya maggot.
Dalam kunjungan tersebut, Dandim Maros disambut oleh Salah satu peternak bebek dan maggot Sukri, seorang yang bersedia menampung sisa makanan dari kedua SPPG setiap harinya.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Pemanfaatan limbah organik dari sisa makanan dapur SPPG sebagai pakan ternak adalah langkah konkret dalam mitigasi isu sampah sekaligus membantu perekonomian masyarakat,” ujar Letkol Arm Nikolas Sirilus, Rabu (15/1/2024).
Menurut Letkol Nikolas, langkah ini memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan sistem pengelolaan seperti ini, tidak ada lagi sisa makanan yang terbuang sia-sia di kedua dapur SPPG. Limbah organik yang sebelumnya menjadi masalah, kini menjadi solusi sebagai pakan alternatif yang ekonomis.
“Kegiatan ini mendukung program pemerintah dalam mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan. Di sisi lain, ini juga menjadi solusi bagi peternak yang selama ini kesulitan dalam penyediaan pakan ternak,” jelas Dandim
Langkah ini juga mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Menurut Dandim Maros, kerja sama antara TNI, masyarakat, dan pemerintah adalah kunci sukses dalam penanganan isu lingkungan.
“Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam mengelola limbah organik secara bijak. Selain menjaga kebersihan lingkungan, juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.
Dandim 1422 Maros berharap, ke depan akan lebih banyak pihak yang terlibat dalam program mitigasi sampah organik ini.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan limbah organik secara bijak. Dengan cara ini, kita bisa mewujudkan lingkungan yang bersih sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Letkol Arm Nikolas Sirilus.
Sukri, peternak yang menerima sisa makanan tersebut, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini.
“Selama ini, kami kesulitan mendapatkan pakan untuk bebek dan maggot. Dengan adanya bantuan sisa makanan dari SPPG, kebutuhan pakan dapat terpenuhi setiap hari,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa maggot yang dibudidayakan bisa digunakan sebagai pakan ikan, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Adapun beberapa manfaat dari kegiatan ini meliputi:
Mengurangi Sampah Makanan di SPPG
- Sisa makanan yang dihasilkan dari dapur SPPG tidak lagi menjadi limbah yang harus dibuang, melainkan diolah menjadi pakan ternak.
- Membantu Pemerintah Daerah dalam Penanganan Sampah
Program ini selaras dengan upaya Pemerintah Kabupaten Maros dalam menangani sampah organik yang kerap menjadi permasalahan lingkungan. - Meningkatkan Kesejahteraan Peternak. Para peternak bebek dan maggot yang selama ini kesulitan mendapatkan pakan dapat memperoleh suplai secara rutin dan gratis dari SPPG, sehingga dapat menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam menciptakan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan TNI untuk mewujudkan Kabupaten Maros yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera.