Pemkab Maros Gelar Musrembang Khusus Perempuan, Anak dan Disabilitas

MAROS,SULAWESION.COM- Usai mendengar masukan perencanaan pembangunan daerah di tingkat kecamatan, kali ini Pemerintah Kabupaten Maros menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) khusus perempuan, anak dan disabilitas untuk tahun perencanaan 2025. Kegiatan ini digelar di Baruga B Kantor Bupati Maros, Selasa (20/2/2024).

Hal ini sebagai bentuk partisipasi perempuan, anak dan disabilitas dalam perencanaan pembangunan. Juga sebagai langkah mewujudkan Maros sebagai kabupaten inklusif, penerapan kesetaraan tanpa adanya unsur diskriminatif di Kabupaten Maros.

Bacaan Lainnya

Bupati Maros, AS Chaidir Syam menyebutkan, Musrenbang khusus ini telah masuk pada tahun ke-3. Berbagai hal terkait persoalan perempuan, ibu, dan disabilitas menjadi landasan usulan perencanaan pembangunan.

“Alhamdulillah, saya bersama Ibu Wabup berkomitmen untuk membangun Kabupaten Maros dengan prinsip inklusif dan berkelanjutan. Dengan adanya Musrenbang ini, para peserta dapat memberikan usulan terhadap perencanaan di tahun 2025,” ungkapnya.

Berdasarkan data, Kabupaten Maros memiliki 52% generasi milenial usia 15-35 tahun. Sebab itu, Chaidir mengatakan, pihaknya harus memperhatikan kebutuhan khusus generasi emas Maros kedepan.

“Kita punya generasi milenial yang harus kita jaga, kita kumpulkan data Anak Tidak Sekolah (ATS). Kita rumuskan penyebabnya, apa dikarenakan perkawinan anak, ekonomi, atau persoalan akses ke sekolah,” bebernya.

Tidak terkecuali persoalan perempuan, pihaknya terus mengupayakan pengoptimalan kelompok UMKM. Hingga hari ini, telah ada 25.000 kelompok UMKM di Maros.

“2026 kita upayakan zero ATS, UMKM juga kita berikan pendamping dalam pengembangannya. Begitu juga disabilitas, kita wujudkan Maros menjadi Kabupaten Inklusif,” katanya.

Hal yang sama diungkapkan Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Irfan AB. Ia mengatakan, kegiatan ini akan mengawal program dan kegiatan yang responsif gender.

“Akan mengurangi kesenjangan gender dan membekali perempuan agar dapat peka terhadap problematika gender di sekitarnya. Dengan berkumpulnya forum anak, forum perempuan dan forum Disabilitas, semoga bisa mengakomodir usulan dari kebutuhan perempuan, anak dan disabilitas,” pungkasnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *