MAROS,SULAWESION.COM— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros terus berupaya mewujudkan Maros sebagai Kabupaten Sehat.
Salah satu upaya tersebut melakukan rapat koordinasi percepatan Open Defecation Free (ODF) atau stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Ruang Rapat Wakil Bupati Maros, Rabu (7/9/2022).
Sebelumnya, Maros telah menerima penghargaan sebagai Kabupaten Sehat dengan kategori Swasti Saba Wistara di tahun 2019. Namun, 2021 penghargaan tersebut gagal diraih, sebab ada indikator tambahan yakni ketersediaan jamban.
Selaku Wakli Bupati, Suhartina Bohari mengatakan, dari data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, per 7 September, masih terdapat 16 desa atau kelurahan tersebar di empat kecamatan yang belum tuntas persoalan ODF nya. Empat kecamatan tersebut diantaranya, Kecamatan Lau, Tompobulu, Maros Baru dan Bontoa.
“Waktu yang ditargetkan untuk menuntaskan kasus ODF hingga Desember tahun ini. Dalam rentang waktu rapat pertama dan kedua, sebanyak empat desa, telah dinyatakan tuntas kasus ODF nya,” ujarnya.
Menurut Suhartina, di Kecamatan Tompobulu, Desa Bontomanurung sudah zero kasus. Untuk Mattirokasi di Kecamatan Maros Baru, Tunikamaseang di Kecamatan Bontoa, dan Allopolea di Kecamatan Lau juga sudah zero kasus.
“Telah tuntas 312 Kepal Keluarga (KK) saya meminta kepada camat untuk menyampaikan keluhan yang hadapi dilapangan. saya siap untuk ikut terjun ke masyarakat memberikan edukasi terkait ODF,” katanya.
Dalam rapat koordinasi kedua ini, disampaikan Wabup, sebelumnya dari empat kecamatan terdapat 2282 KK yang harus dituntaskan kasus ODFnya. Sekarang sudah berkurang, tersisa 1970 KK yang masih harus dituntaskan kasus tersebut.
Sementara itu, Camat Tompobulu yang turut hadir mengaku, optimis menuntaskan kasus ODF di Kecamatan Tompobulu. Pihaknya telah melakukan Dor to Door dalam rangka verifikasi lansung, memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Kasus ODF yang terdata sudah kami tindak lanjuti. Alhamdulillah ada bantuan Sanimas, ini akan membantu beberapa desa dalam pengadaan jamban,” jelasnya.
Indra Sadli