Kepala BNPB Kunjungi Lokasi Bencana Amurang, Bupati Minsel: Pemkab Akan Lakukan Langkah Persuasif dengan Masyarakat Terdampak

Bupati Minsel bersama Kepala BNPB saat menyerahkan bantuan kepada korban bencana di Minahasa Selatan | foto: Robby

MINSEL,  SULAWESION.COM – Pasca terjadinya bencana alam yang berlokasi di kelurahan Bitung dan kelurahan Uwuran Satu Amurang kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) pada Rabu 15 Mei 2022, langsung menjadi pusat perhatian baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan terlebih Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Setelah mendapat laporan dari pihak pemerintah daerah melalui Bupati Minsel kepada pihak BNPB, maka kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto langsung merespon laporan tersebut, sebagai bentuk respon cepat tanggap darurat BNPB.

Bacaan Lainnya

Dan pada Jumat 17 Juni 2022, kepala BNPB Suharyanto pun langsung kunjungi lokasi bencana bersama dengan Bupati Minsel Franky Donny Wongkar SH.

Bencana alam yang mengakibatkan tersedot dan tenggelamnya jembatan Ranowangko yang adalah penghubung kedua kelurahan tersebut, bersama puluhan rumah warga kedasar laut tersebut, yang diduga sementara akibat abrasi pantai, mengakibatkan kerugian materi milyaran rupiah.

Setelah mengunjungi lokasi bencana, maka Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memastikan dan menegaskan bahwa, warga yang kehilangan rumah akibat bencana abrasi yang melanda pesisir sebagaian Kelurahan Bitung dan Uwuran Satu akan direlokasi. Surharyanto menyebut lahannya sementara disiapkan Kementerian BPN/ATR.

“Kita melihat langsung untuk memastikan tahap-tahap penanganan bencana ini berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap Kepala BNPB Letjend TNI Surharyanto saat berkunjung ke posko pengungsian yang terletak di BPU Kelurahan Lewet.

Surharyanto menjelaskan untuk dua Minggu pasca bencana, yang akan kami laksanakan, sebagai tahap awal penanganan bencana. Pada tahap ini Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, TNI Polri, BMKG, BPN/ATR dan semua kementerian lembaga terkait memastikan agar keselamatan rakyat itu menjadi prioritas utama.

“ Akan berkoordinasi trus dengan pihak Pemkab Minsel dalam hal ini pak pak Bupati Minsel untuk dilakukan tahap tanggap darurat. Di sini di tempat ini ada pengungsi sekitar 133 kepala keluarga warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya habis tersedot air,” urai Suharyanto usai menyerahkan simbolis bantuan logistik dan DSP.

Berdasarakan data yang terus di-update setiap saat, Kepala BNPB menyebutkan sampai saat ini terdata ada 41 rumah yang terbawa air. Bahkan laporan hingga pagi tadi masih juga ada.

“Kami sudah meninjau langsung ke lapangan dan memang kondisinya masih belum aman. Tapi atas kesigapan dari pemerintah daerah aparat TNI-POLRI di sana sudah dijaga mudah-mudahan dalam masa tanggap darurat ini bisaa teratasi,” harapnya.

Setelah itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Selasa mendatang akan berkumpul di kementerian PMK semua kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.

“Setelah tahap tanggap darurat selesai diperkirakan dua Minggu dan tidak ada lagi ketambahan daftar pengungsi dan sudah jelas terdata rumah yang harus direlokasi rumah yang harus dibangun kembali rumah masyarakat maka dengan begitu selesai sudah tahap tanggap darurat,” sambungnya lagi.

Baru kemudian pasca tahap tanggap darurat selesai masuk tahap pra rehabilitasi. Pada tahap ini akan dilaksanakan pendataan-pendataan masyarakat yang terdampak dan layak mendapatkan relokasi.

“Nanti masyarakat yang rumahnya hilang, itu akan dipindahkan sudah disiapkan beberapa lahan oleh kementerian ATR, tapi bekerjasama dengan pemerintah daerah. Mereka ini dapat diyakinkan untuk mendapat tempat tinggal yang baru oleh pemerintah,” ucap Suharyanto.

Sementara itu, soal penyebab terjadinya bencana yang masih menimbulkan banyak tanya, Kepala BNPB mengaku belum bisa memastikan apa penyebab terjadinya peristiwa bencana tersebut.

“Kami belum bisa menjawab apakah disebabkan abrasi apalagi likuafaksi karena kejadiannya kan tidak didahului dengan fenomena alam. Perlu kajian yang lebih dalam,” jawabnya.

Dijelaskannya nanti setelah tanggap darurat ada tim yang akan dikordinir oleh Kementerian PMK yang akan segera datang ke sini mencari penyebab yang pasti seperti apa. Tentu saja ini memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Saya datang ke sini dengan BMKG, PUPR ini belum bisa menentukan pastinya penyebabnya. Ya mungkin bisa abrasi. Tapi kalau likuafaksi tidak,” ucapnya Suharyanto lagi.

Dan pada kesempatan itu pula, selain meninjau langsung lokasi bencana, Kepala BNPB dan rombongan yang didampingi Bupati Minsel Franky Wongkar, juga menyalurkan bantuan tanggap darurat sebesar Rp500.000,000.

“Kami menyiapkan dana 500 juta dan logistik. Nanti akan dikaji terus sesuai kebutuhan. Nanti pada tahap rehabilitasi mungkin lebih besar lagi karena ada relokasi rumah,” katanya.

Untuk anggaran relokasi, sesuai dengan keputusan pemerintah mendapat rumah tipe 36, untuk Relokasi, pemerintah daerah dalam hal ini pak Bupati sudah koordinasi terus. Supaya segera ditentukan lokasi relokasi yang clean and clear tidak ada sengketa, tidak ada masalah hukum dan memang lahan itu adalah milik negara,” pungkas Suharyanto.

Dilokasi yang sama, Bupati Minsel Franky Donny Wongkar SH., juga mengatakan bahwa, akan melakukan langkah persuasif dengan masyarakat terdampak.

“Pemerintah daerah akan melakukan komunikasi dan memberi tahu tentang resiko. Sehingga masyarakat sadar, dan mau untuk direlokasi, namun nanti mengenai lahan rencana pemanfaatan relokasi tersebut masih akan dibicarakan dengan pihak dibicarakan dengan BPN/ATR untuk mencari lokasi yang layak, ucap Bupati FDW.

Kita ketahui bersama bahwa sebelum bencana pada hari Rabu tersebut, Bupati dan Wabup baru tiba di Jakarta karena tugas dinas, dan setelah mendengar kabar ada terjadi bencana, maka Bupati Minsel Franky Wongkar, mendatangi dan berkoordinasi langsung ke Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (16/06/2022) .

Diterima langsung Deputi III BNPB mayjen TNI Fajar Setiawan untuk melaporkan secara langsung sekaligus menyampaikan proposal penangulangan bencana ambruknya Jembatan Ranowangko Pantai Bolevard Amurang, dan puluhan rumah warga, dan BNPB pun langsung merespon. Respon cepat itu diwujudkan melalui kedatangan langsung Kepala BNPB untuk melihat secara langsung dampak bencana yang menimpa lokasi pemukiman warga kedua kelurahan tersebut.

Robby | Guesman Laeta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *