Pesan Menohok Steven Kandouw saat Selebrasi Paskah Pemuda GMIM 2024 di Modoinding

Selebrasi Paskah dan HUT ke-98 Pemuda GMIM di Wilayah Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Senin 1 April 2024. (Foto: DKIPS)

MINSEL, SULAWESION.COM – Hal menarik pada pembukaan Selebrasi Paskah Pemuda se-Sinode GMIM Tahun 2024 yang dilangsungkan di Wilayah Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Senin (1/4/2024).

Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw pun sempat mencuri perhatian melalui aksi panggung dalam sambutannya di hadapan ribuan anak muda GMIM dari tujuh kabupaten/kota ini.

Bacaan Lainnya

Dalam wejangannya, Kandouw menyampaikan bahwa pemuda GMIM merupakan obor pembangunan.

Dia menjelaskan tentang nilai-nilai protestan seperti yang diungkapkan Max Webber, seorang Ekonom dan Sosiolog Jerman. Nilai protestan ini yang juga mempengaruhi kemajuan negara Amerika Serikat.

Nilai protestan pertama yaitu adil, kedua kerja keras dan ketiga tidak pernah gentar dengan keadaan.

“Tidak ada salahnya kita menerapkan nilai-nilai protestan ini. Mari torang samua adil, torang samua harus memiliki etika protestan yang jadi modal torang samua. Adil, kerja keras, tekad untuk maju,” jelasnya.

Lebih lanjut di momentum Selebrasi Paskah dan HUT ke-98 Pemuda GMIM, Kandouw mengajak segenap pemuda-pemudi untuk mengisi kehidupan dengan hal-hal yang berguna.

Sementara Ketua Komisi Kategorial Pemuda Sinode GMIM Pnt Rio AJ Dondokambey mengungkapkan 98 tahun pemuda GMIM tentu banyak dinamika yang terjadi dan berbeda-beda di setiap tahunnya.

Olehnya, sebagai pemuda GMIM harus aktif, berani dan memegang satu pemahaman yang konsisten, tidak bisa digoyang, dirubah atau diganti, yaitu pemahaman atau kepercayaan kepada Tuhan.

“Jadi pemuda GMIM di manapun torang (kita) berada, apapun yang torang lakukan di setiap kehidupan kita, kita tetap pegang teguh keimanan kita kepada Tuhan,” ungkapnya.

“Termasuk kegiatan kita dalam bergereja, jangan sampai tujuan dan maksudnya keluar dari apa yang seharusnya atau keluar dari tujuan utama dari apa yang dimaksudkan yaitu untuk kemuliaan nama Tuhan,” tegas Rio yang menutup sambutannya dengan sebuah pantun.

(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *