MUNA, SULAWESION.COM — Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Pertambangan Raha oleh Yayasan Islami Zikrullah yang terletak di seputar eks pasar panjang Laino, Kecamatan Batalaiworu, Kabupaten Muna menerima pendaftaran siswa-siswi tahun ajaran 2023/2024.
Pendaftaran itu dibuka sejak beberapa bulan lalu, bahkan setiap siswa didik yang mendaftar diwajibkan membayar biaya sebesar Rp1,3 juta. Uang tersebut merupakan biaya pendaftaran dan pembayaran atribut, seragam dan baju praktek yang bakal digunakan.
Berdasarkan pantauan Wartawan, kini proses belajar mengajar di sekolah yang dikepalai Wa Ode Nuraena itu telah berjalan dan dilakukan dalam bangunan Sekolah yang materialnya terbuat dari kayu.
Anehnya, SMKS Pertambangan disinyalir belum mengantongi dokumen izin pendirian dan izin operasi dari pemerintah setempat ataupun pejabat yang berwenang.
Hal itu bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud ) Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014, tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Aturan tersebut tidak hanya dijelaskan mengenai izin pendirian sekolah baru, melainkan juga mengenai perubahan dan penutupan sekolah.
Bahkan dijelaskan, syarat mendirikan sekolah baru berdasarkan pasal 4 Permendikbud nomor 36 tahun 2014 bahwa dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu ketika ingin mendirikan atau mengajukan pendirian sekolah, yakni meliputi studi kelayakan, program belajar mengajar, tenaga pengajar, fasilitas lembaga pendidikan, biaya pendidikan serta manajemen dan proses persyaratan mengenai bagaimana manajemen dan proses menjalankan pendidikan juga perlu ada rencananya.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KDC) Kabupaten Muna, Zainal Hafidz mengungkapkan dirinya belum sekalipun memberikan rekomendasi izin operasional sejak berdirinya SMKS tersebut.
“Saya belum pernah meneken rekomendasi baik secara tertulis maupun lisan atas operasinya SMKS Pertambangan itu, itupun dokumennya baru masuk kepada kami hanya mengenai sal guru,” kata Zainal kepada Wartawan via Selulernya.
Dijelaskan, dirinya pernah turun lapangan meninjau SMKS Pertambangan Yayasan Zikrullah akan tetapi atas inisiatif sendiri untuk menjawab keresahan masyarakat.
“Terkait persoalan adanya permintaan 1,3 juta Persiswa itu saya tidak tahu menahu, sebab pernah saya tanyakan apakah ada uang pendaftaran, Ketua yayasan dan Kepsek katanya tidak ada, kemudian dikatakan lagi hanya uang seragam,”tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKS pertambangan Yayasan Zikrullah, Waode Nuraena saat dihubungi kembali tidak memberikan tanggapannya. ***