Jawa Tengah,SULAWESION.COM– Kabupaten Rembang mencatat babak baru dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pendekatan kolaboratif berbasis ekonomi kreatif.
Inisiatif ini digerakkan oleh komunitas pelaku UMKM dan seniman lokal yang tergabung dalam gerakan “Kampung Harmonis”, yang kini menjelma menjadi simbol inovasi dan kemandirian fiskal dari ujung timur Jawa Tengah.
Terpusat di Alun-Alun Lasem, komunitas ini tak hanya menghidupkan denyut ekonomi rakyat, namun juga membangun sistem sosial yang harmonis dan inklusif.
Di balik gerakan ini, sosok Mustopa, yang akrab disapa Topa, tampil sebagai Ketua Komunitas Pedagang Kreatif Alun-Alun Lasem. Dengan semangat kolaboratif, Topa memimpin lebih dari 40 anggota aktif dalam membangun struktur organisasi yang profesional dan berdampak nyata.
“Lasem punya potensi besar. Bukan hanya sejarah dan budaya, tapi juga semangat masyarakatnya untuk tumbuh bersama. Kampung Harmonis kami gagas sebagai wadah bagi pelaku pedagang kreatif agar bisa produktif sekaligus memberi kontribusi langsung pada PAD Rembang,” ujar Topa dalam wawancara eksklusif.
Asosiasi yang mengatas namakan dirinya “Kampung Harmonis” berencana akan menggelar “Bazar Kampung Harmonis” sebagai event perdana saat selesai Launching, dan akan berkolaborasi dengan Pemkab Rembang melalui Dinas UMKM dan Dinas Pariwisata.
Memasuki tahun pertama, wacana komunitas ini akan membangun ekosistem UMKM legal yang tercatat dalam sistem perpajakan daerah.
Produk kolektif seperti kaos, tas, dan suvenir khas Lasem mulai dipasarkan secara online dan offline. Tak hanya mencetak cuan, geliat ini juga mendongkrak potensi pajak daerah dari sektor perdagangan kreatif.
Langkah lebih jauh Kampung Harmonis pedagang kreatif alun alun lasem akan menyiapkan program jangka panjang seperti, program sosial bantuan modal bergulir dan beasiswa bagi anak anggota.
Semua inisiatif dirancang bukan hanya untuk pemberdayaan komunitas, tetapi juga sebagai sumber PAD melalui retribusi lokasi, pajak UMKM, hingga sektor pariwisata.
“Kami melihat model seperti Kampung Harmonis ini bisa direplikasi di titik lain. Pendekatan berbasis komunitas ternyata sangat efektif mendongkrak partisipasi wajib pajak baru dan mendorong retribusi daerah secara organik,” ujar Andi Pangerang Pembina Komunitas ini.
Dengan semangat “Dari Lasem, Untuk Dunia”, Kampung Harmonis tak hanya menjadi wajah baru Rembang yang modern dan kreatif, tetapi juga menjadi model kolaborasi rakyat-pemerintah dalam membangun kemandirian ekonomi daerah.