Menuju Swasembada 2026, Blora Tancap Gas jadi Lumbung Pangan Nasional

Bupati Blora Arief Rohman, forkopimda dan petani melakukan tanam padi serentak bersama Presiden RI Prabowo Subianto, Rabu 23 April 2025. (Foto: Diskominfo Pemkab Blora)

BLORA, SULAWESION.COM – Langkah ambisius pemerintah Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan nasional kini mendapat dorongan kuat dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Daerah yang dikenal sebagai salah satu penghasil padi dan jagung terbesar ini menegaskan kesiapannya menjadi lumbung pangan nasional pada tahun 2026 mendatang.

Bacaan Lainnya

Sebagai bentuk keseriusan, Blora ambil bagian dalam Gerakan Tanam Padi Serentak yang digelar secara nasional di 14 provinsi se Indonesia pada Rabu, 23 April 2025.

Program ini menjadi implementasi langsung dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang memimpin penanaman simbolis dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Di Blora sendiri, gerakan tersebut dipusatkan di lahan Balai Benih milik Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4), yang terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Blora.

Bupati Blora, Arief Rohman bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Komisi B DPRD dan Kepala DP4, Ngaliman turun langsung ke sawah untuk ikut menanam bersama para petani.

“Kita tidak bisa bicara ketahanan pangan hanya dari pusat saja. Daerah adalah ujung tombaknya, dan Blora siap memainkan peran itu,” tegas Bupati Arief dalam keterangannya.

Melampaui Target Nasional

Langkah Blora bukan sekadar simbolik. Kabupaten ini bahkan telah mencatatkan prestasi konkret dengan melampaui target nasional dalam capaian luas tambah tanam.

Dari target awal 20 ribu hektare, Blora berhasil menanam hingga 25 ribu hektare pada Maret 2025 lalu. Sebuah pencapaian yang disebut Bupati Arief sebagai awal dari gebrakan besar Blora di sektor pangan.

“Tahun 2026 adalah momentum besar. Kami tidak hanya mengejar target tetapi ingin menjadi pusat kekuatan pangan nasional. Kita sudah buktikan bisa melampaui target, sekarang saatnya akselerasi,” sebutnya.

Dukungan Kuat dari Semua Pihak

Gerakan tanam ini tidak berdiri sendiri. Pemerintah daerah menggandeng lintas sektor, termasuk TNI untuk memastikan keberhasilan di lapangan.

Dandim 0721/Blora, Letkol Inf Agung Cahyono menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendampingan intensif mulai dari pengolahan lahan, distribusi benih hingga panen.

“Setiap proses akan kami kawal. Kami juga akan melaporkan perkembangan harian kepada pusat untuk memastikan seluruh langkah berjalan sesuai rencana,” ujar Dandim Agung.

Potensi Besar di Tengah Krisis Global

Langkah Blora ini hadir di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap krisis pangan akibat perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.

Pemerintah pusat pun mendorong daerah-daerah dengan potensi pertanian besar untuk mengambil peran lebih strategis.

Blora, yang kini berada di peringkat enam untuk produksi padi dan dua besar untuk jagung di Jawa Tengah, dinilai sangat layak menjadi salah satu sentra produksi pangan nasional.

Luas lahan pertanian yang masih potensial dikembangkan, serta keterlibatan aktif petani lokal, menjadi modal besar untuk menjawab tantangan pangan ke depan.

Kedaulatan Pangan Dimulai dari Desa

Bupati Arief menutup pernyataannya dengan penekanan bahwa kedaulatan pangan tidak bisa tercapai tanpa kerja kolektif dari seluruh lapisan masyarakat.

“Ketahanan pangan bukan hanya proyek pemerintah, ini adalah gerakan bersama. Petani adalah pahlawan kita dan pemerintah adalah fasilitator yang wajib hadir dan memastikan mereka mendapat dukungan maksimal,” ujarnya.

Dengan semangat kolaboratif dan visi besar menuju Swasembada Pangan 2026, Blora kini bukan hanya sebuah kabupaten di Jawa Tengah, melainkan salah satu motor utama ketahanan pangan Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan