SITARO, SULAWESION.COM – Selang sepekan terakhir ini, wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro dilanda cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai gelombang tinggi.
Alhasil, aktivitas pelayaran kapal-kapal komersial maupun para nelayan yang akan mencari ikan turut terganggu dengan adanya terjangan cuaca buruk ini.
Khusus masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, mereka kini enggan untuk melaut dan lebih memilih menambatkan perahu masing-masing di pesisir pantai.
“Sudah tiga hari ini terakhir ini kami tidak ke laut mencari ikan karena gelombang tinggi. Sangat beresiko kalau dipaksakan,” ungkap beberapa nelayan asal Kecamatan Siau Barat.
Sambil menunggu cuaca membaik, nelayan-nelayan ini lebih memilih melakukan perawatan terhadap peralatan tangkap mereka.
“Untuk kebutuhan sehari-hari terpaksa kami mencari alternatif lain, ojek misalnya. Yang penting ada pendapatan untuk memenuhi kebutuhan harian,” ungkap para nelayan.
Terkait cuaca buruk ini Sekretaris Daerah Denny Kondoj menyebut pihaknya telah melayangkan surat imbauan kepada masyarakat melalui pemerintah kecamatan, kelurahan dan kampung.
“Dengan surat imbauan tersebut maka setiap pemerintah kecamatan hingga kampung dapat mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ketika sedang berada di luar rumah,” ungkap Kondoj, Sabtu (20/7/2024).
Apalagi, lanjut Kondoj, mereka yang berprofesi sebagai nelayan sangat beresiko untuk memaksakan diri melaut saat cuaca ekstrem seperti saat ini.
“Termasuk masyarakat yang akan berlayar baik menuju atau meninggalkan Sitaro. Harus waspada lihat perkembangan cuaca. Kalau bisa ditunda, sebaiknya ditunda,” imbaunya.
Bagi setiap perangkat daerah, utamanya kepala wilayah diharapkan untuk proaktif memantau setiap perkembangan di wilayah masing-masing termasuk masyarakat yang ada.
“Apabila terjadi sesuatu terkait cuaca buruk ini segera laporkan. Sambil menunggu langkah pemerintah daerah lakukan penanganan awal di daerah masing-masing,” kunci Kondoj.