Sejumlah pohon tumbang akibat terjangan angin kencang di wilayah Sitaro. (Ist)
SITARO, SULAWESION.COM– Selang beberapa hari terakhir ini, wilayah Kepulauan Sitaro dilanda cuaca ekstrem.
Cuaca buruk berupa angin kencang yang kerap disertai hujan berintensitas sedang ini menimbulkan ancaman terhadap aktivitas masyarakat.
Kondisi ini mendapat perhatian khusus pemerintah daerah yang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Dalam surat imbauannya, pemerintah daerah menyebut prakiraan cuaca yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menunjukan adanya cuaca ekstrem selang beberapa hari ke depan.
“Bagi masyarakat yang bermukim bantaran-bantara sungai, di lereng atau perbukitan hingga pesisir pantai diingatkan untuk selalu waspada terhadap ancaman bencana alam,” ungkap Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi Oroh, Rabu (29/2/2024).
Tak hanya masyarakat yang ada di daratan saja, imbauan serupa juga ditujukan kepada setiap masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan maupun mereka yang akan bepergian keluar daerah menggunakan moda transportasi laut.
“Bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan agar sebelum melaut, perhatikan kondisi cuaca. Begitu pula yang akan berangkat, harus tetap waspada,” lanjutnya.
Sebagai langkah antisipasi terjadi banjir karena cuaca buruk, pemerintah juga mengajak warga untuj rutin membersihkan selokan atau saluran serta tidak membuang sampah secara sembarangan.
“Diingatkan juga kepada kita semua agar dapat memangkas pohon yang ada di sekitar pemukiman warga, gedung fasilitas umum maupun jalan raya. Karena ini (pohon) juga jadi ancaman saat angin kencang seperti saat ini,” ungkapnya.
“Karena jika terjadi bencana alam yang diakibatkan kelalaian masyarakat karena tidak memangkas pohon sebagaimana imbauan pemerintah, maka dampak dari kelalaian tersebut tidak masuk dalam kategori penerima bantuan stimulan pemerintah daerah,” sambungnya.
Kepada aparat pemerintah, khususnya kepala-kepala wilayah, mulai dari tingkat kecamatan sampai kampung dan kelurahan diingatkan untuk selalu peka dengan perkembangan kondisi di wilayah masing-masing.
“Jika terjadi sesuatu semisal bencana alam, segera lakukan penanganan awal. Seterusnya laporkan kepada pemerintah daerah, khususnya BPBD selaku OPD teknis,” kunci Oroh.