SITARO, SULAWESION.COM – Kabupaten Layak Anak (KLA) adalah sistem pembangunan berbasis hak anak, yang bertujuan untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Pada tahun 2025, beberapa kabupaten/kota di Indonesia sedang menjalani proses evaluasi dan verifikasi untuk meraih predikat KLA, baik melalui verifikasi lapangan secara langsung maupun hybrid.
Salah satu yang tengah mengikuti proses verifikasi lapangan, khususnya secara hybrid adalah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) pada akhir pekan lalu yang terpusat di gedung Media Center kantor bupati.
Bupati Sitaro, Chyntia Kalangit yang ikut langsung dalam pelaksanaan verifikasi tersebut memaparkan beberapa hal terkait proses verifikasi dimaksud.
Mulai dari gambaran singkat wilayah, indikator KLA berupa kelembagaan, penganggaran, klaster satu hingga lima serta program inovasi yang telah dilakukan pemerintah daerah melalui gugus tugas Kabupaten Layak Anak.
“Khusus untuk kelembagaan, kita memiliki beberapa produk hukum seperti tiga peraturan daerah, perbup nomor 16 tahun 2017 tentang KTR, 10 SK bupati, lima surat edaran dan dua instruksi kepala dinas,” kata Kalangit, Senin (16/6/2025).
Adapun anggaran penyelenggaraan Kabupaten Layak ini mencapai Rp 9,8 miliar yang dibagi pada program dan kegiatan di lima klaster.
Khusus untuk program inovasi daerah untuk pengembangan KLA, bupati bilang pihaknya telah melaunching Geraka Cepat Tangani Dampingi Perempuan dan Anak atau Gercep Tada, dimana program ini adalah untuk melindungi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
“Sistem ini bertujuan untuk memberikan layanan yang cepat dan responsif terhadap laporan kasus kekerasan anak, termasuk dengan layanan datang langsung ke kantor P3AP2KB Sitaro,” ujar bupati.
Selain itu, terdapat pula program Aku Sehat atau Akta Kelahiran dan Kependudukan Melalui Fasilitas Kesehatan yang merupakan layanan bagi bayi bari lahir langsung memiliki akta kelahiran.
Sementara itu, dalam pelaksanaan verifikasi lapangan secara hybrid, tim penilai melakukan wawancara terhadap seluruh anggota klaster KLA guna mengetahui pemenuhan indikator-indikator pendukung KLA.