SITARO, SULAWESION.COM – Belum lama ini, Bupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Chyntia Kalangit melakukan safari kunjungan ke beberapa kementerian dan lembaga di Jakarta. Tujuannya adalah untuk memasukan proposal pembangunan sekaligus upaya lobi anggaran dari pemerintah pusat bagi pengembangan Kabupaten Sitaro kedepan.
Salah satu yang dijumpai orang nomor satu di Kabupaten Sitaro itu adalah Menteri Perhubungan Republik Indonesia Dudy Purwagandhi di rumah dinasnya bersama para Direktur Jenderal (Dirjen).
Dari pertemuan tersebut, bupati yang didampingi beberapa pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Sitaro mendapatkan lampu hijau dari Menub Dudy Purwagandhi soal usulan penambahan satu Pelabuhan di Pulau Tagulandang, tepatnya di wilayah Mahangiang.
Baca juga: Perut Kiri Sevniardi Bocor Ditusuk, Kapolsek Lembeh Selatan Sebut Motif Penganiayaan Dendam
“Kenapa kami memilih Mahangiang, karena setiap cuaca buruk, kapal tidak bisa sandar di Pelabuhan Buhias. Dan biasanya, proses turun naik penumpang itu menggunakan perahu tambangan lewat pantai Mahangiang. Jadi kami kira lokasi itu sangat cocok,” ungkap Chyntia, Jumat (14/6/2025) kemarin.
Untuk diketahui, saat ini Kabupaten Sitaro memiliki sembilan Pelabuhan, dimana dua diantaranya berada di Pulau Tagulandang, masing-masing Pelabuhan Buhias dan Pelabuhan Minanga untuk kapal Feri.
Terkait rencana pembangunan pelabuhan, Kepala Dinas Perhubungan Sitaro, Indra Purukan meyakini jika usulan pemerintah daerah tersebut bakal disetujui untuk ditindaklanjuti melalui pengalokasian anggaran dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenhub RI.
Purukan berasumsi, lampu hijau itu muncul setelah adanya instruksi langsung dari Menhub Dudy Purwagandhi kepada Dirjen Perhubungan Laut maupun pejabat terkait dalam pertemuan tersebut.
“Waktu bertemu dengan pak menteri, hadir juga para dirjen dan langsung di sampaikan pak menteri supaya ditindaklanjuti, saat ini pelabuhan sudah masuk kewenangan di Dirjen perhubungan laut, karena itu dalam waktu dekat kami juga akan menghadap ke dirjen di Jakarta,” kata Purukan.
Desa Mahangiang kata Purukan dipilih untuk menjadi lokasi pelabuhan karena kondisi geografis yang sangat mendukung, dimana setiap cuaca buruk melanda perairan Tagulandang, semua kapal tidak bisa sandar dan hanya berlindung di perairan Desa Mahangiang.
“Nah disini biasanya warga hanya bisa diturunkan dengan perahu kecil dari kapal penumpang, itu kemudian menjadi alasan kami harus membangun pelabuhan yang baru. Di sini nantinya tidak hanya pelabuhan kapal reguler tetapi juga multifungsi bisa juga jadi pelabuhan Feri,” katanya lagi.