SITARO, SULAWESION.COM – Dua pekan pasca erupsi Gunung Ruang yang kedua kalinya, banyak masyarakat memilih mengungsi keluar Pulau Ruang dan Tagulandang Kabupaten Sitaro.
Tercatat lebih dari 5.000 orang menyebar ke beberapa daerah seperti Pulau Siau, Pulau Biaro, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado.
Alhasil, tidak sedikit rumah-rumah warga di Pulau Tagulandang yang kosong tanpa penghuni setelah ditinggal pemilik karena harus mengungsi.
Bahkan beberapa waktu lalu, sejumlah rumah warga sempat dibobol oknum-oknum tak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi ketika rumah dalam keadaan kosong ditinggal pemiliknya.
Untuk mencegah terjadinya kejadian serupa, aparat Polres Kepulauan Sitaro sejak awal Mei ini terus menggiatkan patroli pengamanan di setiap wilayah di Pulau Tagulandang.
Secara rutin, para petugas kepolisian menyusuri kawasan pemukiman warga yang kosong.
“Ya, anggota kami yang ada di Tagulandang terus disiagakan baik pagi, siang sampai malam hari. Selain bakti sosial dalam bentuk pembersihan material vulkanik, kita juga rutin melakukan patroli pengamanan rumah-rumah warga,” kata Kapolres Kepulauan Sitaro AKBP Iwan Permadi, Selasa (14/5/2024) malam.
“Langkah ini kita lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas di wilayah Tagulandang, apalagi kan saat ini banyak rumah-rumah warga yang kosong,” sambungnya.
Sebelumnya, permintaan mengenai pengamanan rumah-rumah warga yang ditinggalkan untuk mengungsi disuarakan oleh salah seorang pengungsi kepada Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Aula Kadademahe Ondong Siau Barat, warga mengungkapkan kekuatiran mereka terhadap keberadaan rumah yang kosong setelah ditinggal karena harus mengungsi.
Merespon permintaan itu, Letjen Suharyanto meminta kepada aparat TNI maupun Polri untuk meningkatkan patroli di wilayah terdampak erupsi Gunung Ruang.
“Di sini ada pak Wakapolres, perwakilan Kodim dan pemerintah daerah. Nanti tolong dijaga rumah-rumah warga yang kosong biar aman,” ujar Suharyanto beberapa waktu lalu.