SITARO, SULAWESION.COM – Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kepulauan Sitaro menggelar debat publik kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati di Hotel Peninsula Manado pada Selasa (6/11/2024) malam.
Debat yang mengusung tema “Terciptanya Iklim Sosial dan Ekonomi yang Kondusif Melalui Pelayanan Publik yang Berkualitas dan Berkepastian Hukum”, itu diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati.
Mereka adalah Chyntia Kalangit-Heronimus Makainas dengan nomor urut Satu dan Evangelian Sasingen-Liem Hong Eng pada nomor urut Dua.
Dalam pelaksanaan debat tersebut, pasangan calon Chyntia Kalangit dan Heronimus Makainas atau yang dikenal dengan jargon “Chika Berani”, begitu memukau dengan mengenakan pakaian adat Nusa Utara.
Lengkap dengan paporong (bagian dari pakaian adat) di kepala, pasangan calon kepala daerah itu tampil percaya diri, serta mampu menjalani proses debat publik kedua dengan baik.
Sejak awal debat, Kalangit dan Makainas dengan lugas menyampaikan beragam program unggulan yang dirangkum dalam visi misi “Sitaro Maju Sejahtera Damai dan Dahsyat” atau disingkat Masadada.
Terkait penggunaan pakaian adat yang dikenal dengan Laku Tepu, Kalangit bilang hal itu didasari kecintaan keduanya untuk Kabupaten Kepulauan Sitaro, khususnya adat dan budaya daerah berjuluk Negeri 47 Pulau.
“Karna kebanggaan dan kecintaan kami pada Kabupaten Sitaro. Untuk itu kami ingin menunjukkan identitas kami sebagai Ana Wanua yang mau menjaga dan melestarikan adat,” kata Kalangit, Rabu (6/11/2024).
Menurutnya, kecintaan terhadap adat istiadat maupun budaya khas daerah menjadi landasan utama bagi keduanya dalam membangun Kabupaten Kepulauan Sitaro.
“Lewat budaya, masyarakat mampu menjaga jati dirinya, menghargai keberagaman, dan membangun pemahaman yang kuat di antara anggota masyarakat,” ujarnya.
Dalam bahasa daerah Siau, Kalangit dan Makainas mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Sitaro untuk membangun kebersamaan menuju perubahan dengan memilih keduanya pada 27 November mendatang.
“Mageng tala orase i, kangere wuenge. Mageng tala i kite, sai wuenge. Seng tempone. (Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi. Sudah waktunya),” kunci calon bupati berparas cantik itu.