Pengamat Politik Taufik Tumbelaka Sebut HHRM Tak Jelas Sampaikan Gagasan di Debat

Pengamat politik dan pemerintahan Sulawesi Utara Taufik Tumbelaka. (Dokumentasi | Yaser Baginda)

BITUNG, SULAWESION.COM – Pengamat politik dan pemerintahan Sulawesi Utara Taufik Tumbelaka ikut berkomentar debat perdana calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung yang digelar KPU beberapa hari lalu.

Taufik menilai, tim pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Hengky Honandar – Randito Maringka tak siap mengikuti debat.

Bacaan Lainnya

Hal itu dibuktikan, kata Taufik, saat penyampaian visi dan misi tidak selesai karena tak mampu memanfaatkan waktu yang diberikan.

Baca juga: PILKADA BITUNG: 01 Tampil Gemilang, 02 Kewalahan Jawab Pertanyaan Panelis di Debat Paslon

“Kalau tim HHRM siap, visi dan misi dijelaskan secara singkat dan padat. Yang perlu dipahami ini panggung debat, waktu yang diberikan dibatasi,” beber Taufik, Senin (7/10/2024) kemarin.

Sebagai pengamat politik, Taufik juga mengaku agak heran dengan penampilan Hengky Honandar – Randito Maringka.

“HHRM tak jelas menyampaikan gagasan. Saya juga bingung dengan pak Hengky. Padahal datang sebagai petahana. Tapi, terkesan tidak tau data UMKM. Dibeberapa segmen juga Hengky kehilangan konsentrasi sehingga lupa soal SDM yang disuarakan GM-Win,” sebutnya.

Randito Maringka sendiri, kata alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, sangat-sangat tidak siap secara mental, penguasaan materi dan data.

“Sehingga apa yang disampaikan membingungkan di beberapa segmen debat,” tuturnya.

Penampilan Hengky Honandar – Randito Maringka, katanya, berbeda jauh dengan pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Geraldi Mantiri – Erwin Wurangian.

“Tim GM-Win sangat siap. Terbukti mereka mampu memanfaatkan waktu yang diberikan,” katanya.

Taufik menambahkan, GM-Win menyampaikan gagasan sangat singkat. Tapi bisa dimengerti publik.

GM-Win menjawab tantangan zaman dan mampu berkomunikasi dengan baik. Karena menurut Taufik, zaman sekarang ini harus jelas dan to the point menyampaikan pesan.

“Hal itu tergambar dalam pemilihan diksi, intonasi, teknik menyampaikan pesan dan menguasai materi,” sebutnya.

Kendati begitu, ia menilai gaya berdebat Erwin Wurangian masih terlalu santun dan tidak memanfaatkan kesalahan lawan debat.

“Saran saya untuk debat berikutnya harus berani menyerang. Debat Pilkada itu pertarungan gagasan calon pemimpin,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *