Kericuhan di Ponpes Darul Istiqomah Luwu: Pimpinan Desak Tangkap Pelaku, Kondisi Belum Stabil

Pimpinan dan Pengurus Pondok Pesantren Darul Istiqomah. (Foto: Sulawesion.com/Indra Sadli Pratama).

MAROS,SULAWESION.COM- Pasca serangan brutal yang menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqomah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada Rabu (13/12/2023), kisruh terus berlanjut hingga saat ini.

Pimpinan Ponpes, Syukran Mudz, menuntut agar para pelaku segera ditangkap, namun, kepolisian setempat belum memberikan kejelasan terkait perkembangan laporan yang telah diajukan.

Bacaan Lainnya

Pimpinan Ponpes, Syukran, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap lambannya respons dari pihak kepolisian.

“Kami sudah melapor, bahkan sudah ada 5 laporan yang kami ajukan, tapi belum ada kejelasan. Maksud saya begini, okelah kalau memang polisi masih menyelidiki atau masih bertugas, tapi sudah setahun belum juga ada kabar. Katanya sudah ada yang ditangkap, tapi wallahualam kita juga belum diperlihatkan sama sekali,” ujarnya kepada awak media di Ponpes Darul Istiqomah Maros, Kamis (21/12/2023).

Menurut Syukran, peristiwa tersebut bermula dari sengketa lahan dengan anak sang ahli waris, yang menginginkan menguasai tanah yang telah diwakafkan untuk Ponpes.

“Duduk perkaranya ini sebenarnya karena anak dari yang wakafkan tanah ini ingin menguasai lahannya sekarang, makanya dia ini seakan berperan sebagai korban kepada seluruh pengurus ponpes,” ungkapnya.

Syukran juga mengklarifikasi bahwa dalam hukum agama dan hukum undang-undang, tidak ada wakaf kepada anak. Ponpes Darul Istiqomah Luwu telah didirikan berdasarkan perjanjian awal bahwa tanah wakaf akan dijadikan pondok pesantren.

“Perjanjian awal ini tanah wakaf, bahkan ada surat perjanjiannya dari anak-anaknya bahwa bapak saya ingin mewakafkan tanahnya kepada pesantren Darul Istiqomah, makanya itulah yang kami jadikan dasar untuk dijadikannya izin ke Kemenag,” terangnya.

Tidak hanya sengketa lahan, namun Syukran juga mengungkapkan bahwa oknum dari keluarga pemilik lahan melakukan kekerasan terhadap beberapa santri.

“Santri pada saat itu sedang ujian hafalan, pada saat kejadian ada salah satu ustazah ditarik kudungnya, dan adik saya juga dibenturkan kepalanya kemotor hingga masuk rumah sakit. Saat ini, santri merasa takut karena sering diintimidasi dan diancam oleh para pelaku,” bebernya.

Puncak dari serangan ini adalah pembakaran bangunan Ponpes Darul Istiqomah Luwu oleh para pelaku.

“Sempat dibakar dindingnya oleh preman-preman itu,” tambahnya.

Hingga saat ini, Ponpes Darul Istiqomah Luwu belum melanjutkan aktifitas belajar mengajar untuk menghindari terjadinya kejadian serupa.

“Untuk sementara kita liburkan seminggu pasca kejadian itu, padahal anak-anak ada ujian. Karena tiap saat mereka sering melintas di depan pesantren menggeber-geber motor, memukul seng hingga berteriak ‘kuratakan kau semua’ seperti itu,” terangnya.

Syukran berharap agar pihak yang berwajib segera menindak pelaku penyerangan terhadap Ponpes miliknya. “Ya kita harap pihak kepolisian dan para santri dapat dikembalikan ke pondok dan bisa memberikan kita keamanan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pondok Pesantren Cabang Darul Istiqomah Luwu di Desa Wara, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, diserang oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK). Salah satu bangunan ponpes turut dibakar, dan santriwati di ponpes dilecehkan usai kerudungnya ditarik oleh pelaku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *