Pertalite di Sitaro Sering Langka, Pemerintah dan Polisi Diminta Perketat Pengawasan Penjualan

Masyarakat yang antri di depan agen penjualan BBM di Sitaro,Sulut. (Ist)

 

Bacaan Lainnya

SITARO, SULAWESION.COM– Sejak akhir tahun 2023 hingga awal 2024 ini, masyarakat di Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Sulawesi Utara kerap diperhadapkan dengan masalah kelangkaan BBM, khususnya jenis Pertalite.

Dari catatan wartawan, kondisi kelangkaan Pertalite ini sudah berlangsung dua kali sejak Desember 2023 hingga Januari 2024 ini.

Dimana sebelumnya, kelangkaan sempat terjadi saat menjelang perayaan Natal tahun 2023 lalu dan hal yang sama kembali terulang di pertengahan Januari 2024 ini.

Kondisinya pun serupa, yang mana hanya berselang beberapa hari setelah kapal pengangkut BBM melakukan bongkar muat di Pulau Siau, Pertalite yang biasanya banyak dijual di tingkat eceran tiba-tiba hilang.

Jika ada, harga per botol dengan ukuran kurang dari satu liter dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per botolnya.

Kuat dugaan, Pertalite yang dibeli menggunakan galon oleh pedagang eceran di tingkat agen kerap ditimbun dan nanti diperjualbelikan ketika Pertalite di tingkat agen kosong.

Persoalan ini pun menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Warga meminta agar pemerintah daerah bersama aparat kepolisian memperketat pengawasan penjualan Pertalite, khususnya di tingkat pedagang eceran

“Biasanya hanya bertahan dua sampai tiga hari (penjualan di tingkat eceran) setelah kapal minyak masuk. Seterusnya pasti kosong,” sorot Rian dan Rysal, dua warga Kelurahan Tarorane, Sabtu (20/1/2024).

“Jadi tolong pemerintah daerah dan aparat kepolisian, perketat pengawasan. Kalau ada yang melakukan penimbunan, tindak tegas supaya tidak ada lagi praktek-praktek demikian,” lanjut keduanya.

Sebelumnya, Kepala Bagian Ekonomi Setda Sitaro, Sumarni Mandak mengatakan, beberapa hari pasca kelangkaan Pertalite di tingkat pengecer, pihaknya bersama aparat kepolisian langsung melakukan monitoring di lapangan.

“Ini kami sementara turun lapangan. Mulai dari pengawasan minyak tanah di tingkat pangkalan sampai pengecer-pengecer (Pertalite) masih sementara,” kata Mandak beberapa waktu lalu.

“Untuk penjualan di tingkat agen tetap berjalan. Memang dibatasi penjualannya karena persediaan terbatas,” sambung Mandak.

Dari hasil monitoring tersebut, pemerintah daerah mendapati Pertalite di banyak tempat penjualan eceran kerap menghilang hanya dalam waktu singkat.

“Nah, kami sudah sampaikan ke agen, yang pengecer kurang ajar ini tidak usah dikasih (BBM),” tegasnya.

Sementara itu, sejak Kamis siang terpantau kapal pengangkut BBM telah tiba di Siau dan sedang melakukan bongkar muatan untuk dua agen yang ada di wilayah Siau.

Hal ini pun disambut baik masyarakat sembari berharap pengawasan melekat akan dilakukan pemerintah dan kepolisian guna mencegah kelangkaan-kelangkaan serupa, yang berpotensi terjadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *