Dunia Pendidikan Bolmut Antara Generasi X dan Z

Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolmut Fadly Usup Saat Memantau Pelaksanaan ANBK di SMPN 1 Bolmut. (Dok SMPN 1 Bolmut)

BOLMUT, SULAWESION.COM- Dunia pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus terus diselesaikan.

Memasuki usia 17 tahun Kabupaten Bolmut. Peningkatan kualitas pendidikan terus dilakukan. Baik membangun infrastruktur pendidikan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) disektor pendidikan.

Bacaan Lainnya

“Saya tetap belajar dari guru. Apalagi latar belakang sayang bukan tenaga pendidik. Melainkan ekonomi dan manajerial,”ujar kepala dinas pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Bolmut Fadly Usup, Selasa 30 April 2024.

Ucapan tersebut selalu ia sampaikan jika ada pertemuan bersama para guru. Dalam artian dirinya terus mengajak melakukan kolaborasi dalam memperbaiki pendidikan di Bolmut.

Selain itu, menurutnya harus diakui dinas pendidikan terus melakukan pendekatan hingga memfasilitasi guru dalam menyelesaikan PR dalam dunia pendidikan.

Saat ini, mantan camat Bolangitang Barat ini menambahkan dalam memajukan dunia pendidikan ia mengacu pada rapor pendidikan. Tentu ditambah dengan visi-misi program bupati.

Pertama bagaimana menciptakan iklim inklusifitas artinya bagaimana sekolah aman dan nyaman. Ini sudah membaik. Walau tentu masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki.

Selanjutnya kemampuan literasi, hasil rapor pendidikan belum lama ini, literasi di dunia pendidikan Bolmut membaik tapi masih ada pekerjaan rumah.

“Berikutnya numerasi. Ini menjadi salah satu fokus kedepan. Karena kemampuan menganalisis menggunakan angka oleh siswa perlu diperbaiki,”kata Usup.

Iklim keamanan satuan pendidikan dan angka partisipasi sekolah juga terus ditingkatkan. Walau pekerjaan rumah itu tetap ada.

“Dari pekerjaan-pekerjaan rumah tersebut. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu kunci dalam menyelesaikan PR tersebut,”ungkapnya.

Peningkatan kualitas guru. Bukan tanpa alasan pasalnya bagaimana mereka harus menghadapi siswa generasi Z yang tumbuh dengan teknologi digital. Disisi lain keberadaan guru di Bolmut tentu masih sebagian dihuni generasi X.

Generasi X adalah yang lahir pada tahun 1965-1980. Generasi milenial lahir di tahun 1981-1996. Selanjutnya generasi gen Z lahir pada tahun 1997-2012. Pos gen z lahir pada tahun 2013 ke atas.

Ada juga generasi baby boomer yang lahir pada tahun 1946-1964. Dan pre boomer lahir sebelum tahun 1945.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut pada tahun 2023 dari jumlah penduduk Bolmut dari 86.111 ada sekitar 29.387 generasi pos gen z dan gen z. Ini jika dihitung dari kelompok usia 5 sampai 24 tahun.

“Walau begitu dengan adanya keberadaan guru PPPK saat ini pihaknya ketambahan guru generasi milenial,”kata Fadly.

Ia juga menekankan pentingnya perencanaan berbasis data dalam membangun dunia pendidikan di Bolmut.

Sehingga pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan di Kabupaten Bolmut.

Diketahui rapor pendidikan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) mengalami kenaikan pada tahun 2024 dibandingkan 2023.

Rapor pendidikan tahun 2024 ada diangka 69,23 persen (tuntas muda) dibandingkan tahun 2023 ada pada angka 53,86 persen (belum tuntas). Artinya mengalami kenaikan sebesar 15,37 persen.

Usup mengatakan yang menjadi acuan indikator prioritas penilaian mengacu pada permendagri nomor 59 Tahun 2021.

“Yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, iklim keamanan satuan pendidikan, iklim Inklusivitas dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan merupakan hasil asesmen nasional”ujarnya.

Pihaknya menargetkan tahun depan tuntas pratama. Karena tahun ini digenjot numerasi.

“Sekolah banyak buat kegiatan peningkatan kapasitas dengan mengundang pemateri dari BPMP,”kata Usup.

Diketahui kategori capaian standar pelayanan minimal yang mencakup pelayanan dasar. Dimana indeks 100 tuntas. 90-99 tuntas utama. 80-89 tuntas madya. 70-79 tuntas pratama. 60-69 tuntas muda. 60 ke bawah belum tuntas.

Rapor pendidikan sendiri menampilkan kondisi satuan pendidikan berdasarkan data dari hasil asesmen dan survei-survei nasional yang melibatkan satuan pendidikan dan daerah.

Satuan pendidikan dan pemerintah daerah dapat menjadikan rapor pendidikan acuan dalam mengidentifikasi masalah, merefleksikan akarnya, lalu membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh. Selain itu, publik juga dapat mengakses rapor pendidikan sebagai upaya gotong royong membenahi kualitas pendidikan. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *