SULAWESION.COM – Media Sosial atau Medsos merupakan sarana penyebaran informasi. Berbagai informasi seputar peristiwa setiap detiknya melewati beranda platform di medsos, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dll.
Terkadang pengguna medsos atau biasa disebut netizen tidak dapat membedakan mana berita benar/valid/asli yang bersumber dari media-media terpercaya. Netizen kerap terjebak pada informasi palsu/hoax.
Seperti halnya informasi seputar bencana alam. Bukannya simpati atau memberi bantuan dalam bentuk apapun yang bisa membantu meringankan beban korban bencana, yang terjadi malah sengaja membuat berita bohong atau hoaks.
Seperti kejadian awal tahun 2022 yaitu bulan Januari. Bencana longsor yang terjadi di wilayah Lebakbarang. Tersebar bahwa dalam bencana alam tersebut ada sekitar lima orang yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, namun setelah ditelusuri ternyata informasi tersebut adalah hoaks.
Dilansir dari Cekfakta.com, benar pada pertengahan bulan Januari 2022 memang telah terjadi bencana alam longsor di wilayah tersebut, tetapi dalam peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa sebagaimana diberitakan sebelumnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ipda Tamerin SH yang dilansir dari website resmi Polri di humas.polri.go.id, Kasubsi PIDM Sihumas membantah terkait adanya lima korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Ipda Tamerin juga menambahkan bahwa pihaknya melalui Polsek Lebakbarang sudah melakukan konfirmasi kepada para Kepala Desa di Kecamatan Lebakbarang untuk memastikan informasi yang beredar terkait dengan adanya korban jiwa pada peristiwa bencana alam longsor yang telah terjadi, namun dapat dipastikan, pada saat kejadian bencana alam tanah longsor tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Masih dari Cekfakta.com bahwa Kapolres Pekalongan AKBP Dr. Arief Fajar Satria SH SIK MH melalui Kasubsi PIDM Sihumas Ipda Tamerin SH juga mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa bijaksana dalam menggunakan medsos dengan tidak menyebarluaskan berita atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait bencana alam tanah longsor di wilayah Lebakbarang menimbulkan lima korban jiwa ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Berikut beberapa contoh hoaks terakit bencana alam:
1. Hoax Banjir Susulan Bikin Warga Nusa Tenggara Timur (NTT) Panik Berlarian.
Dilansir dari detik.news bahwa hoax atau berita bohong muncul di tengah kekhawatiran, pasalnya wilayah NTT mengalami kerusakan setelah dilanda bencana.
Masyarakat di pesisir Laut Selor, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, mengandalkan Toa atau alat pengeras suara dari sejumlah tempat ibadah dan lonceng sebagai alat komunikasi saat terjadi bencana. Di Desa Lamahala, misalnya.
Desa ini memiliki pengeras suara di Masjid Jami Al Maruf, serta 14 surau di lingkungan warga. Sementara itu, lonceng dibunyikan dari Gereja Kristus Raja, Waiwerang Kota.
“Kita tidak tahu yang namanya informasi prakiraan cuaca dari telepon genggam. Biasanya kalau yang muslim ada pengumuman dari Toa masjid. Kalau yang Nasrani membunyikan lonceng di gereja. Itu saja,” kata warga Desa Lamahala, Adonara Timur, Hamid Atapuka (40), saat ditemui di Flores Timur, Kamis (8/4).
Entah dari mana informasi tersebut berasal, tanpa konfirmasi ke pihak terkait masyarakat langsung menyebarluaskan infromasi banjir susulan tersebut sehinnga membuat masyarakat lainnya panik dan langsung berlarian ke tempat yang lebih tinggi.
Kartini salah satu bidan mengaku mendapatkan informasi tersebut.
“Pada Rabu (7/4) sekitar jam 00.00 WITA, saya dapat laporan dari warga di sekitar dermaga Waiwerang, katanya akan ada banjir susulan. Warga berlarian sampai ada yang jatuh, tapi kan ternyata itu berita bohong,” kata Kartini.
Kartini melanjutkan, biasanya masyarakat jika mendapatkan informasi langsung menyampaikan kepada teman dan keluarga baik dari mulut ke mulut ataupun alat komunikasi. Dan akhirnya berita tersebut ternyata bohong.
2. Pekalongan Dilanda Banjir Darah
Kabar tentang banjir darah melanda pemukiman warga di Pekalongan, Jawa Tengah beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan oleh akun Facebook I Gede Ngurah Delem pada 7 Februari 2021.
Akun Facebook I Gede Ngurah Delem mengunggah foto perumahaan atau pemukiman warga yang terendam air berwarna merah mirip darah. Akun Facebook I Gede Ngurah Delem kemudian mengaitkan foto tersebut dengan banjir darah yang terjadi di salah satu perumahan di Pekalongan, Jawa Tengah.
“Foto dari kerabat di Pekalongan, Banjir darah di tambun tulang,” tulisnya.
Dilansir dari Cekfakta Liputan6.com, bahwa kabar tentang banjir darah melanda pemukiman warga di Pekalongan, Jawa Tengah ternyata adalah hoaks. Faktanya, air berwarna merah yang merendam pemukiman warga itu berasal dari cairan pewarna batik, bukan darah.
3. Video Banjir di Pidada, Bandar Lampung
Sebuah video yang diklaim banjir di Pidada, Bandar Lampung beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh akun Facebook Argani pada 9 Februari 2021.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak sejumlah petugas tengah membantu warga menyeberang jalanan yang terendam banjir. Warga tampak berhati-hati menyeberang sambil membawa sejumlah barang. Arus banjir juga terlihat cukup deras.
Akun Facebook Argani kemudian mengaitkan video tersebut dengan banjir yang terjadi di Pidada, Bandar Lampung.
“Banjir Pidada Panjang Lasar,” tulis akun Facebook Argani.
Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 57 kali ditonton dan mendapat empat komentar warganet.
Dilansir dari Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim banjir di Pidada, Bandar Lampung. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Reverse Image.
Hasilnya terdapat video identik yang diunggah oleh channel YouTube Bung Chokra pada 9 Februari 2021. Video tersebut diberi judul “Banjir Terparah Tahun 2021 di Pantura Pamanukan, Subang, Jabar”.
Dari berbagai contoh dan pengalaman yang ada. Kiranya masyarakat yang mendapat informasi terakait dengan kabar bencana ataupun berita tentang bencana alam maka dapat mengunjugi situs-situs resmi pemerintah.
Jika menadapatkan informasi darurat bencana maka dapat mengecek di Badan Nasional Penanggulangan Bencana https://bnpb.go.id/, Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD), Badan Meteorologi, Kliminolgi dan Geofisika https://www.bmkg.go.id/?lang=ID atau Info BMKG(Facebook). (***)