Bacaan Niat Sholat Idul Adha: Arab, Latih dan Artinya

Sunnah melafalkan niat sholat Idul Adha. Tampak salah satu aktivitas sholat dilaksanakan di lapangan terbuka | FB

SULAWESION.COM –  Pemerintah Indonesia menetapkan pelaksanaan Idul Adha 1443 Hijriah / 2022 Masehi jatuh pada 10 Juli 2022.

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah menghafal bacaan niat sholat Idul Adha.

Bacaan Lainnya

Bacaan niat sholat Idul Adha penting untuk dihafal agar sholat lebih afdol dalam pelaksanaannya.

Karena niat penting dalam menjalankan niat ibadah termasuk dalam sholat Idul Adha. Tidak sah sholat jika tidak disertai niat.

Bacaan niat saat sholat untuk membedakan antara sholat yang satu dengan yang lainnya. Misal membedakan sholat Idul Adha dan sholat Idul Fitri.

Terkait dengan shalat Idul Adha, contoh lafal niat dalam bahasa Arab adalah berikut ini:

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) للهِ تَعَــــــــالَى

Ushallî rak‘ataini sunnata-li ‘îdil adl-hâ (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘âlâ.”

Atau bisa lebih lengkap:

أُصَلِّيْ سُنَّةً  لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا)  للهِ تَعَالَى

Ushallî sunnata-li ‘îdil adl-hâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”

Lafal niat dibaca menjelang takbiratul ihram. Lafal niat juga bisa menggunakan bahasa lokal setempat.

Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan shalat agar lebih mantap dan fokus pada niatnya.

Sementara yang primer tetaplah getaran batin tentang shalat Idul Adha itu sendiri. Imam Ramli mengatakan:

وَيُنْدَبُ النُّطْقُ بِالمَنْوِيْ قُبَيْلَ التَّكْبِيْرِ لِيُسَاعِدَ اللِّسَانُ القَلْبَ وَلِأَنَّهُ أَبْعَدُ عَنِ الوِسْوَاسِ وَلِلْخُرُوْجِ مِنْ خِلاَفِ مَنْ أَوْجَبَهُ

“Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (shalat) agar lisan dapat membantu (kekhusyukan) hati, agar terhindar dari gangguan hati dank arena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Nihayatul Muhtaj, juz I,: 437)

Menurut Madzhab Syafi‘î, niat berarti sengaja melakukan sesuatu yang dilaksanakan berbarengan dengan aktivitas pertama saat shalat.

Artinya, dalam konteks shalat Idul Adha, jika melafalkan niat dilakukan sebelum takbiratul ihram maka niatnya itu sendiri dilaksanakan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Wallahu a’lam.

Guesman Laeta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *