BOLMUT, SULAWESION.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi Manado, memprediksi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dilanda kemarau hingga Oktober 2024.
“Prakiraan awal musim hujan untuk wilayah Bolmut jatuh di bulan November 2024, dasarian pertama,” ungkap Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara (Sulut), Muhammad Candra Buana, Kamis (19/9/2024).
Walaupun begitu, menurutnya potensi hujan masih ada. Di bulan Oktober mendatang, sudah mulai pergerakan angin dari arah utara ke selatan.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmut dan petani harus pasang kuda-kuda, atau bersiap sedia dalam menghadapi kemarau tahun 2024.
Pasalnya, belajar dari pengalaman tahun lalu, dimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolmut mengalami penurunan pada tahun 2023.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut menyebut, pertumbuhan ekonomi daerah yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo ini ada di angka 5,43 persen, berbanding dengan tahun 2022 di angka 5,52 persen.
Pelambatan pertumbuhan ekonomi pada 2023, adanya fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang, dan beberapa kategori lapangan usaha seperti pertanian khususnya tanaman pangan menurun.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin Bolmut pada tahun 2023 naik menjadi 6.550 jiwa, yang sebelumnya tahun 2022 ada 6.010 jiwa.
Penyebabnya akibat kenaikan harga beras, bahan pokok lainnya (inflasi), sehingga masyarakat butuh usaha lebih untuk mencukupi kebutuhan, sedangkan pendapatannya tetap.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluh Dinas Pertanian Bolmut, Syarifuddin mengatakan, untuk mengatasi musim kemarau di tahun 2024, pemerintah pusat sudah memberikan bantuan alkon sebanyak 47 unit untuk kelompok tani (poktan) Bolmut.
“10 unit brigade dan 9 unit untuk irigasi perpompaan (Irpon),” katanya, Minggu (22/9/2024).
Dia menjelaskan, 27 unit sudah diambil kelompok, kemudian 20 unit pada Minggu ini akan diserahkan ke poktan.
“10 unit brigade tersebar di 6 BPP, 9 unit Irpon pembangunannya rata-rata sdh 80 persen lebih,”ungkapnya.
Menurut Syarifuddin, saat ini sudah ada padi sawah yang terdampak kemarau, namun masih ringan.
“Mudah-mudahan sudah terbantu dengan hujan,” kuncinya.