Astaga!! Jumlah Pendapatan KMP Tude Tak Sebanding

KMP Tude. (Dokumentasi – Istimewa)

BITUNG, SULAWESION.COM – Jumlah pemasukan pendapatan KMP Tude tidak sebanding dengan data angkutan yang diseberangkan ke Pulau Lembah.

Bacaan Lainnya

Dari penelusuran sejumlah media, per bulan Februari 2024 lalu pemasukan KMP Tude hanya sebesar Rp 91 juta. Angka itu tak setara dengan jumlah penyeberangan yang seharusnya sebesar Rp 133 juta.

Baca juga: Sudah Saatnya Perumda Bangun Bitung Berbenah

Direktur Umum dan Keuangan PD Bangun Bitung Devan Pesak tidak menampik ada perbedaan pemasukan itu.

Menurutnya, management Perumda Bangun Bitung masih terus melakukan investigasi internal terkait dugaan kebocoran pendapatan KMP Tude.

“Data ini yang sementara kami investigasi karena kebocoran pemasukan yang disetor ke kas tidak sebanding dengan jumlah angkutan yang diseberangkan,” kata Devan, Senin (29/04/2024) kemarin.

Dengan angka yang tak sebanding itu, Devan mengaku pengelolaan KMP Tude merugi karena adanya pengurangan subsidi dari hasil pendapatan yang tidak sesuai dengan armada yang diseberangkan setiap bulan.

“Saat koordinasi dengan pihak balai, dimana kita ketahui bersama pada awal tahun telah terjadi defisit dan perlu ada pembenahan internal dengan pendanaan yang cukup. Sekarang kita sudah jalankan SOP pelaporan online yang diterapkan menyeluruh dan mengatur sistem audit,” katanya.

Devan juga menyampaikan soal dana peruntukan untuk biaya operational diikutkan dalam termin bulanan yang sampai sekarang dari Januari-Maret 2024 belum masuk.

“Di Februari kita sudah ada dana masuk dari uang muka, tapi kita sudah distribusikan untuk normalisasi management secara keseluruhan termasuk gaji kru kapal dan management darat di Januari 2024. Termasuk juga tagihan-tagihan vendor BBM, ATK, perbaikan minor kapal dan Penyelesaian Sertifikat Kapal dicover dana yang masuk Februari,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan soal sistem pembiayaan subsidi per 2023 sampai dengan sekarang memakai sistem at cost. Tapi, kata dia, tidak semua cost bisa diakui karena ada pembatasan pembiayaan tiap item biaya.

“Sehingga bisa terjadi TGR per masing-masing item apabila melampaui target dan itu diperparah dengan terjadinya kebocoran pendapatan,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *