PALU, SULAWESION.COM – Terhitung sejak tanggal 11 sampai 28 Agustus, Pengurus Besar (PB) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melalui Dewan Aman Nasional, bersama Pengurus Wilayah (PW) AMAN Sulteng, melakukan kegiatan monitoring, evaluasi serta konsolidasi di setiap Pengurus Daerah (PD).
Sesuai dengan rute kegiatan, setidaknya ada delapan PD yang dikunjungi antara lain, PD AMAN Tampo Bada, Pamona, Banggai, Tompotika, Taa Wana Raya, Balut, Bangkep dan Togean.
“Pemahaman eksistensi Organisasi sangatlah penting, dalam rangka memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Terutama mendorong terciptanya produk hukum misalnya Perda pengakuan dan perlindungan masyarakat adat,” kata, Mahir Takaka, Dewan Aman Nasional dalam kunjungannya.
Menurut Mahir, kegiatan ini juga adalah bentuk konsolidasi dalam rangka menuju Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke- Enam di Papua. Yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, dimana Masyarakat Adat melakukan musyawarah dalam merumuskan sikap dan pandangan Masyarakat Adat serta gerakan Masyarakat Adat.
“Masyarakat Adat adalah Masyarakat yang Pluralisme. Setidaknya mau menegaskan bahwa keberagaman itu sangat indah,” ungkapnya.
Sementara itu Noval A Saputra, Biro Advokasi AMAN Sulteng yang juga ikut mendampingi Dewan AMAN Nasional, Mahir Takaka, menambahkan bahwa Monev ini dijadikan momentum oleh seluruh kader AMAN khususnya yang ada di Sulteng.
“Untuk berkonsolidasi serta pentingnya melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap sebagai kelemahan dan menambah kapasitas sebagai kekuatan dalam tujuan besar yakni memperjuangkan hak-hak masyarakat adat secara total,” tambahnya.
Samsir I Supardi