SITARO, SULAWESIOM.COM – Angkutan udara perintis resmi beroperasi di wilayah Nusa Utara, termasuk di Bandara Taman Bung Karno Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro).
Dimana pada awal pekan ini, sebuah pesawat tipe twin otter DHC 6-300 berkapasitas 19 seat mendarat di bandara yang terletak di Kampung Balirangeng, Kecamatan Siau Timur Selatan Sitaro.
Jadwal yang diperoleh wartawan mencatat, penerbangan dari dan menuju Sitaro akan rutin berlangsung setiap hari Senin.
Beroperasinya Bandara Taman Bung Karno ini disambut antusias semua kalangan, termasuk pihak DPRD Sitaro yang selama ini turut berperan dalam percepatan pengoperasian bandara.
Ketua DPRD Sitaro Djon Janis yang hadir langsung menyaksikan penerbangan perdana pesawat perintis di Bandara Tama Bung Karno turut bergembira.
Janis menyebut pengoperasian Bandara Taman Bung Karno di Sitaro itu sudah lama dinantikan masyarakat.
Tak hanya itu, hadirnya pesawat yang akan melayani rute penerbangan dari dan menuju Kabupaten Sitaro menjadi sebuah kebanggan tersendiri di tengah warga.
“Luara biasa. Hal yang memang ditunggu-tunggu dan jadi kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Sitaro,” sebut Janis saat dikonfirmasi media ini, Rabu (21/2/2024).
Menurut Janis, pasca rampungnya dibangun pada 2021 silam, ragam langkah telah dilakukan pemerintah daerah dan DPRD guna pengoperasian bandara tersebut.
“Dan akhirnya upaya-upaya pemerintah bisa berbuah manis. Kita bisa saksikan bersama, sudah ada pesawat yang akan melayani penerbangan orang maupun barang di bandara Sitaro ini,” ujar Janis.
Sebelumnya, Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Abdul Haris berharap angkutan udara perintis ini bisa menjadi pintu masuk bagi maskapai udara besar untuk membuka layanan penerbangan domestik.
Untuk dapat memenuhi harapan dimaksud, Haris mengajak semua pihak, khususnya pemerintah daerah dan masyarakat untuk bisa menjaga tingkat keterisian di pesawat perintis tersebut.
“Kita mohon dukungan dari semua masyarakat dan pemerintah daerah untuk tingkat keterisiannya,” kata Haris.
“Jadi harapannya nanti, ini (penerbangan) akan jadi perangsang adanya penerbangan domestik di Sitaro. Kalau ini bisa terjaga, besar kemungkinan akan ada maskapai swasta kedepan,” lanjutnya.
Dalam pengoperasian penerbangan perintis ini, Haris bilang akan ada pembagian kuota keterisian kursi pesawat dari masing-masing daerah di wilayah Nusa Utara.
“Untuk pembagiannya akan diatur wilayah masing-masing, kebijakan dari teman-teman di daerah,” ujarnya.