Salah satu korban di Kapal LCT Bora V saat di papah. (Dokumentasi Basarnas)
BITUNG, SULAWESION.COM – Basarnas Manado alihkan proses pencarian korban Kapal LCT Bora V ke wilayah Perairan Maluku Utara (Malut). Pengalihan status pencarian ke pemantau, setelah Tim SAR gabungan melakukan operasi selama 7 hari sejak kapal dilaporkan hilang pada Minggu, 21 Januari 2024 pekan lalu.
Pengalihan status pencarian sisa korban ini dibeberkan Kepala Kantor Basarnas Manado, Monce Brury.
“Operasi pencarian di tutup dan dilanjutkan dengan pemantauan,” ucap Monce saat ditemui, Sabtu 27 Januari 2024 malam.
Monce menegaskan, selama pencarian pihaknya bersama unsur potensi SAR sudah berusaha semaksimal mungkin sampai melibatkan Basarnas Ternate.
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, belum menemukan hasil,” tegasnya.
Tragedi kapal 317 Gross Tonnage (GT) tenggelam menambah panjang daftar kecelakaan laut di Bitung. Apalagi, kelalaian sering menjadi faktor penyebabnya.
Tabir gelap kapal LCT Bora V tenggelam kian mengagah ke permukaan. Salah satunya adalah perbedaan data manifes.
Jumlah data manifes yang dibeberkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Bitung berbeda jauh dengan jumlah korban.
Kabid Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Bitung, Capt Heru Hermawan dalam keterangannya mengakui kapal yang yang dikelolah PT Cintami Lionel Perkasa itu ada penumpang yang tak terdaftar.
Baca Juga: KSOP Sebut Pengelola Kapal LCT Bora V PT Cintami Lionel Perkasa
Kendati begitu, keterangan Heru juga tidak menyebut satu persatu nama 10 awak kapal yang terdaftar di manifes KSOP.
“Nama pemilik operator kapal PT Cintami Lionel Perkasa. Jumlah awak kapal 10 orang,” beber Heru dalam keterangannya di akun facebook Ksop Bitung.
Selain tidak menyebut nama 10 awak kapal, Ia juga tak menyampaikan secara detail jenis muatan kapal LCT Bora V.
“Jenis muatan kapal LCT Bora V adalah tronton 4 unit, dump truck 2 unit dan kendaraan kargo,” jelasnya.
Padahal foto terakhir kapal yang berhasil diterima sulawesion.com dari sejumlah sumber, mobil tronton itu mengangkut 2 Genset merk Caterpillar dan tabung besar berbentuk kapsul di kapal LCT Bora V.
Sember juga menyebut, peralatan yang diangkut kapal LCT Bora V bakal dibawa ke Pulau Tagulandang untuk mengatasi persoalan krisis listrik yang terjadi sejak 2023 lalu.
“Dua unit mesin pembangkit listrik diperlukan di PLTD Tagulandang. Karena disana sedang terjadi krisis listrik sejak tahun lalu,” tukas sumber yang meminta namanya tidak dicantumkan dalam isi berita.