Tahun Ini, Sudah Tiga Kasus DBD di Bolmut

Tim Dinkes Bolmut saat melakukan Fogging belum lama ini dalam mencegah DBD. (Foto: Dinkes Bolmut)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) per Januari 2025 mencapai tiga kasus .

Berdasarkan Data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmut tiga kasus tersebut berada di wilayah puskesmas Bolangitang.

Bacaan Lainnya

Diketahui nyamuk aedes aegypti pembawa virus dague penyebab penyakit demam berdarah dengue.

Dilansir dari laman Sehatnegeriku Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia).

Yaitu dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah menghisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.

Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.

Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.

DBD menyerang pembuluh darah yang menyebabkan indikator trombosit turun drastis. Kasus meninggalnya seseorang karena mengalami shock pembuluh darah.

Dalam mencegah DBD selama ini, kita mengenal Langkah ini biasa disebut dengan 3M plus, menguras tempat penampungan air.

Menutup tempat-tempat penampungan air. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *